Sukses

Istana Sebut Dana Pribadi Prabowo untuk Makan Bergizi Gratis di Kendari Tetap Dipakai

Wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara, diketahui menggunakan dana pribadi Presiden Prabowo Subianto untuk penerapan uji coba Makan Bergizi Gratis (MBG).

Liputan6.com, Jakarta - Wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara, diketahui menggunakan dana pribadi Presiden Prabowo Subianto untuk penerapan uji coba Makan Bergizi Gratis (MBG). Terkait sisa uang yang masih ada, nantinya akan tetap digunakan ke depannya untuk program yang baru saja dimulai hari ini, Senin (6/1/2025).

"Yang di Kendari memang itu dia masih punya sisa anggaran uji coba dari yang diberikan oleh Pak Prabowo sebelumnya. Jadi mereka masih menggunakan dana yang itu,” tutur Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi saat dihubungi wartawan.

Setelah dana pribadi Prabowo habis, biaya program Makan Bergizi Gratis di wilayah terkait akan dibebankan ke APBN sebagaimana daerah lainnya.

“Ya setelah itu nanti mereka akan menggunakan yang dari APBN yang dari BGN,” jelas dia.

Sebelumnya diberitakan, Makan bergizi gratis (MBG) di Jakarta tidak ada menu susu. Kondisi terlihat di SD Barunawati 2 dan SMP Barunawati, Palmerah, Jakarta Barat

SD Barunawati 2 dan SMP Barunawati menjadi sekolah yang dikunjungi Juru Bicara (Jubir) Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office/PCO Dedek Prayudi, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, dan Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi pada Senin (6/1/2025).

Hanya terdapat nasi, ayam teriyaki, tumis kacang panjang, tahu goreng, dan buah jeruk dalam menu MBG yang disajikan pada 558 peserta didik di SD Barunawati 2 dan SMP Barunawati. Menu disiapkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Palmerah, Jakarta Barat.

 

2 dari 3 halaman

Fokus Standar Gizi

Jubir Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office/PCO) Dedek Prayudi mengatakan, dalam program MBG tak ada standar menu tertentu yang ditetapkan. Pemerintah, kata dia fokus pada standar gizi, sehingga susu tidak menjadi menu wajib MBG.

"Yang ada adalah standar kandungan gizi, standar higienitas dan standar kelola limbah yang berkelanjutan. Tidak ada standar menu, artinya wajib susu itu enggak ada. Wajib daging, itu enggak ada," kata Dedek.

Dedek menyampaikan, pemenuhan karbohidrat pun bisa saja disajikan dalam menu yang bervariasi. Misal, anak-anak yang tidak makan nasi akan diganti pemenuhan karbohidratnya dengan menu lain, seperti kentang.

"Kami temui ada anak yang punya semacam phobia terhadap nasi, maka karbohidrat diganti kentang. Saudara kita di Papua, pemenuhan karbohidratnya dengan sagu. Jadi, di sini tidak ada standar menu, sekali lagi yang ada adalah standar gizi, standar higienitas dan juga standar tata kelola limbah berkelanjutan," jelas Dedek.

 

3 dari 3 halaman

Susu Tetap Disajikan

Sementara itu, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyebut susu akan tetap disajikan dalam menu MBG, namun hanya 1-2 kali sepekan.

"Untuk masalah susu itu direncanakan karena memang hari ini belum ada, seminggu, dua sampai tiga kali jadi memang tidak tiap hari, jadi ditargetkan seminggu kira-kira dua sampai tiga kali ada susunya," kata Agus.

Selain itu, Agus memastikan menu MBG yang disajikan kepada peserta didik sudah memenuhi standarisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga, kata dia kebersihan dan nilai gizi menu MBG dapat dipertanggungjawabkan.

"Kan tetap harus ada monitoring ya dilakukan juga oleh pihak sekolah, pihak-pihak yang lain. Tapi, setiap program dari pemerintah pasti ada monitoringnya, jadi tidak usah khawatir, ini pasti nanti akan terjamin," ujar Agus.

Video Terkini