37 Pekerja tambang PT Freeport Indonesia tertimpa terowongan yang runtuh di fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Freeport, Mimika, Papua pada Selasa 14 Mei. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Thamrin Sihite menjelaskan, kejadian runtuhan batuan (roofing collapsed) yang menimbun ruang kelas di Big Gossan, Level 3020, Tambang Bawah Tanah PT Freeport Indonesia terjadi pada Selasa 14 Mei pukul 07.30 WIT.
"Runtuhnya batuan terjadi ketika sedang dilakukan pelatihan penyegaran tahunan tambang bawah tanah yang diikuti oleh 40 pekerja tambang," jelas Thamrin seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rabu (15/5/2013).
Menurut Thamrin, hari itu adalah pelatihan hari kedua dari total 2 hari pelatihan. Namun pada pukul 07.30 WIT, tiba-tiba terjadi runtuhan batuan yang terpusat pada atas bangunan ruang kelas.
Adapun dimensi ruang kelas berukuran 5 x 10 meter yang telah dibangun sejak 15 tahun yang lalu, dan telah digunakan sejak tahun 2000, berlokasi jauh dari area produksi.
Volume material longsoran diperkirakan 4 x 6 x 8 meter (192 meter kubik) yang menimbun 80 persen ruang kelas (4 x 10 meter).
Pada pukul 21.30 WIT, tim penyelamat PTFI telah mengevakuasi 6 karyawan yang terperangkap di sebuah bagian terowongan yang runtuh di fasilitas pelatihan tambang bawah tanah. 4 Orang selamat dan 2 orang meninggal dunia.
Freeport memperkirakan terdapat 40 karyawan dan karyawan kontraktor yang berada di ruang kelas di dalam terowongan saat insiden tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 WIT. 3 Karyawan berhasil menyelamatkan diri dari tempat kejadian. Sementara dari 37 orang lainnya terperangkap akibat runtuhnya terowongan tersebut.
Dari 37 orang yang terperangkap, tim penyelamat telah menemukan 17 karyawan. Berarti hingga kini, masih terdapat 20 karyawan Freeport yang masih terperangkap di bawah tanah.
"Hingga kini, sudah ada 17 karyawan yang ditemukan dengan rincian, 4 karyawan meninggal dunia dan 13 karyawan selamat," tutur Thamrin. (Ndw/*)
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Thamrin Sihite menjelaskan, kejadian runtuhan batuan (roofing collapsed) yang menimbun ruang kelas di Big Gossan, Level 3020, Tambang Bawah Tanah PT Freeport Indonesia terjadi pada Selasa 14 Mei pukul 07.30 WIT.
"Runtuhnya batuan terjadi ketika sedang dilakukan pelatihan penyegaran tahunan tambang bawah tanah yang diikuti oleh 40 pekerja tambang," jelas Thamrin seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rabu (15/5/2013).
Menurut Thamrin, hari itu adalah pelatihan hari kedua dari total 2 hari pelatihan. Namun pada pukul 07.30 WIT, tiba-tiba terjadi runtuhan batuan yang terpusat pada atas bangunan ruang kelas.
Adapun dimensi ruang kelas berukuran 5 x 10 meter yang telah dibangun sejak 15 tahun yang lalu, dan telah digunakan sejak tahun 2000, berlokasi jauh dari area produksi.
Volume material longsoran diperkirakan 4 x 6 x 8 meter (192 meter kubik) yang menimbun 80 persen ruang kelas (4 x 10 meter).
Pada pukul 21.30 WIT, tim penyelamat PTFI telah mengevakuasi 6 karyawan yang terperangkap di sebuah bagian terowongan yang runtuh di fasilitas pelatihan tambang bawah tanah. 4 Orang selamat dan 2 orang meninggal dunia.
Freeport memperkirakan terdapat 40 karyawan dan karyawan kontraktor yang berada di ruang kelas di dalam terowongan saat insiden tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 WIT. 3 Karyawan berhasil menyelamatkan diri dari tempat kejadian. Sementara dari 37 orang lainnya terperangkap akibat runtuhnya terowongan tersebut.
Dari 37 orang yang terperangkap, tim penyelamat telah menemukan 17 karyawan. Berarti hingga kini, masih terdapat 20 karyawan Freeport yang masih terperangkap di bawah tanah.
"Hingga kini, sudah ada 17 karyawan yang ditemukan dengan rincian, 4 karyawan meninggal dunia dan 13 karyawan selamat," tutur Thamrin. (Ndw/*)