Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku heran mengapa pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusungnya di Pilpres 2024 yakni Ganjar-Mahfud bisa kalah di Pilpres 2024.
Apalagi, keduanya mendapat nomer urut nomer keberuntungan partai yakni nomer tiga. Dia meyakini telah terjadi rekayasa terhadap hal tersebut di negeri ini.
Baca Juga
“Karena saya yakin pilihan saya Pak Ganjar dan Pak Mahfud bakalan menang. Wih kok bisa kalah ya? udah gitu dih nomor tiga lagi! gile saya bilang. Ini rekayasa dari mana nih pelajarannya? Saya kepingin juga belajar kaya gituan,” sindir Megawati saat menyampaikan pidato politik saat HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Jalan Lenteng Agung Jakarta, Jumat (10/1/2025).
Advertisement
Megawati berpendapat, sudah terjadi rekayasa oleh sosok yang dianggapnya sudah sangat berlebihan seperti orang mabok. Menurut teori psikologi, hal itu dinamakan Megalomania.
“Gila deh, itu namanya orang udah mabok, apa namanya kalau di psikologi? Meegalomania!,” jelas Megawati.
Sebagai informasi, berdasarkan literasi kata Megalomania adalah sebuah keyakinan dalam diri seseorang bahwa memiliki kebesaran, keagungan, atau kekuasaan.
Namun keyakinan itu tidak hanya ditunjukkan dengan sikap sombong, tetapi juga bagian dari gangguan jiwa. Orang dengan megalomania merasa yakin dirinya memiliki kekuatan, kekuasaan, kecerdasan, atau kekayaan.
Meski begitu, Megawati tidak menyampaikan secara gamblang siapa sosok disinggungnya tersebut.
Megawati Singgung Tagline Indonesia Emas: Kita Itu Namanya Indonesia Raya
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mempertanyakan soal banyaknya tagline yang digunakan pada zaman sekarang.
Dia pun heran mengapa tidak ada yang menuliskan tagline Indonesia Raya dan justru nama-nama yang berbeda.
“Saya orang yang senang melihat segala macam, saya pikirkan kenapa kok banyak sekali tagline seperti orang lupa kita itu namanya Indonesia Raya, jadi saya mempertanyakan kepada diri saya sendiri tolong dijawab oleh kalian kok banyak sekali tagline seperti Indonesia Kerja? Indonesia Emas dan lain-lain dan lain-lain itu kan tidak jelas menurut saya loh dan saya dapat pertanggungjawab kan,” heran Megawati saat menyampaikan pidato politik saat HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Jalan Lenteng Agung Jakarta, Jumat (10/1/2025).
Megawati ingin, seharusnya tagline yang digunakan adalah Indonesia Raya saja dan tidak ada yang lain. Sebab ketika mendengar kata tersebut maka rasa kebanggaan yang dirasakan masuk ke dalam hati.
“Saya inginnya Indonesia Raya, karena itu kan berkibarnya rasanya sampai ke sini (hati), tapi dengan itu ada yang masih pesimis apakah bisa Indonesia?,” tutur Megawati.
Megawati pun mengingatkan, Indonesia adalah negeri yang kaya raya dan hal itu tercermin dalam lagu kebangsaan yang mencapai tiga stanza ciptaan WR Supratman.
Advertisement
Pesan Megawati
“Indonesia ini kaya raya, tolong menyanyikan Indonesia raya tiga Stanza mengapa PDI perjuangan saya minta kalau tidak naikkan mendera maka harus tiga Stanza? karena apa itu luar biasa menurut saya WR Supratman itu berani butuh sebuah ekstraksi dari sebuah pemikiran dan sanubari,” ungkap Megawati.
Megawati berpesan, apa yang disampaikannya bertujuan sebagai pengingat kepada anak-cucu hingga cicitnya karena apa yang diperjuangkan PDIP adalah untuk masa depan mereka dan bukan mencari kuasa apalagi harta.
“Sebetulnya untuk apa saya justru membuat pembukaan pidato ini? Kita ini tidak hidup untuk di sini, tapi jauh for the future our nation jadi untuk anak-anak dan cucu-cucu cicit-cicit karena kalau tidak begitu siapa yang akan meneruskan? apakah hanya cari kekuasaan saja? apakah hanya akan mencari duit saja? ini sebuah pertanyaan besar! saya wariskan ini bukan hanya sekedar untuk anak-cucu kita namun bagaimana Indonesia mencapai kejayaan dan abadi sepanjang masa,” Megawati menandasi.