Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah menyebut bahwa ungkapan rasa terima kasih dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputeri ke Presiden Prabowo Subianto menunjukkan sikap kenegarawanan dan patut dicontoh.
Ucapan terima kasih dari Megawati Soekarnoputeri ke Prabowo Subianto itu ihwal pencabutan TAP MPR No XXXIII/MPR/1967 yang menuding Presiden Soekarno memberikan keuntungan atas Gerakan G 30 S 1965 dan melindungi tokoh tokoh yang terlibat dalam gerakan tersebut.Â
Baca Juga
"Saya menangkap pesan mendalam, kenapa Ibu Mega menyampaikan rasa terima kasih tulus dengan penuh haru, pertama, pencabutan TAP MPR No XXXIII/MPR/1967 yang memulihkan nama baik Bung Karno dapat beliau perjuangkan, dan justru didukung oleh Presiden Prabowo yang nota bene bukan kader PDI Perjuangan," ujar Said.
Advertisement
Ia menilai, tanpa andil Presiden Prabowo dan seluruh Pimpinan MPR, serta dukungan seluruh elemen rakyat, mustahil TAP MPR yang menyangkutkan Bung Karno dengan G 30 S 1965 itu bisa dihapuskan.
"Karena itulah, dalam pidato Ibu Mega sungguh memberikan kesan yang mendalam, apresiasi setulus-tulusnya dari beliau kepada Presiden Prabowo, Pimpinan MPR dan seluruh rakyat," ujar Said.
Â
Â
Patut Jadi Contoh
Said menilai, sikap Presiden Indonesia ke-5 tersebut ke Presiden Prabowo untuk mencegah konflik kepentingan. Ia pun mengatakan, sikap tersebut ingin memberikan keteladanan kepada rakyat Indonesia.
"Saya menangkap kesan sepertinya Ibu Mega ingin menghindari konflik kepentingan, khususnya saat beliau menjabat sebagai Presiden, namun tidak sesegera mungkin memulihkan nama baik Bung Karno, apalagi keadaan ekonomi dan keamanan nasional saat itu sedang tidak baik baik saja," ucapnya.
"Sepertinya beliau ingin memberikan keteladanan, jangan mementingkan keluarga meskipun itu penting, saat negara sedang membutuhkan tanggung jawab lain yang lebih poritas," jelas Said.
Ketua Banggar DPR itu pun menekankan bahwa sikap kenegarawanan Presiden Prabowo dan Megawati Soekarnoputeri patut kita contoh oleh masyarakat dan elit politik.
"Kita teladani sebagai mata air dalam membangun perdaban politik yang kering akhir akhir ini, kita juga menyaksikan, Orde Baru yang perkasa tidak bisa membungkam kebenaran, kebenaran akan senantiasa mencari jalan keadilannya sendiri," ujarnya.
Â
(*)
Â
Advertisement