Sukses

Mardiyanto Gubernur Jateng

Pasangan Mardiyanto-Ali Mufiz memenangi 62 suara dari 99 anggota DPRD Jateng. Pasangan Mardijo-Hisyam Ali dari F-PDIP yang dibebastugaskan meraih 13 suara. Satu suara Wakil Rakyat dinyatakan rusak.

Liputan6.com, Semarang: Seperti yang telah diperkirakan sebelumnya, pasangan Mardiyanto dan Ali Mufiz yang dijagokan Fraksi Kebangkitan Bangsa akhirnya memenangkan pemilihan Gubernur Jawa Tengah periode 2003-2008. Pasangan ini menang mutlak dengan mengantongi 62 suara dari 99 anggota Wakil Rakyat dalam pemilihan gubernur dan wakilnya melalui rapat paripurna khusus DPRD Jateng di Semarang, yang digelar Kamis (24/7) ini. Peraih suara terbanyak kedua diraih pasangan Slamet Kirbiantoro dan Hisyam Ali dari Fraksi Partai Pembangunan Persatuan dengan 22 suara. Pasangan Mardijo-Hisyam Ali dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan meraih 13 suara. Sementara calon yang dijagokan Fraksi Amanat Nasional, Hadi Pranoto hanya memperoleh satu suara. Sedangkan, satu kertas suara sisa dinyatakan rusak.

Pemilihan gubernur ini cukup menarik, karena sebelumnya Mardijo yang menjabat Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI-P dipecat Dewan Pimpinan Pusat Partai Banteng. Mardijo dicopot karena dianggap tidak mengindahkan instruksi DPP PDI-P untuk tidak mencalonkan diri. DPP PDI-P pun kemudian menginstruksikan kadernya untuk mendukung pasangan Mardiyanto-Ali [baca: Menolak Rekomendasi, Ketua DPD PDIP Jateng Dipecat].

Selama proses pemilihan, massa pendukung Mardijo yang bergabung dengan mahasiswa menggelar happening art dengan mengusung tema politik uang. Mereka menuding pemilihan gubernur kali ini kental intervensi induk partai dan praktik suap. Aksi ini digambarkan dengan menyebarkan foto kopian uang kertas senilai Rp 50 ribu kepada massa. Meski berjalan tertib, aksi ini dijaga ketat oleh polisi yang bersiaga di sekitar Gedung Dewan.

Semalam sebelumnya, masyarakat, para ulama, dan jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah Kabupaten Demak, Jateng bertahlil akbar di serambi Mesjid Agung Demak. Mereka memanjatkan doa agar pemilihan gubernur Jateng kali ini berjalan lancar dan aman. Selain itu, tahlil juga dimaksudkan untuk mendoakan wilayah Demak dan Jateng umumnya diberi keselamatan dan kedamaian. Bupati Demak Endang Setyaningdyah yang hadir dalam acara tersebut menyatakan, acara ini sengaja tidak diawali secara protokoler agar lebih khidmat.

Doa mereka terkabul. Meski pemilihan dibarengi unjuk rasa, akhirnya mereka memiliki pemimpin baru yang juga gubernur Jateng sebelumnya, Mardiyanto, sosok kelahiran Solo, Jateng, 21 November 57 tahun silam. Saat menginjak bangku sekolah dasar, ia pindah bersama orangtuanya yang bekerja sebagai pengawas Gunung Merapi ke Yogyakarta. Setelah lulus dari sekolah menengah atas, Mardiyanto masuk Akademi Angkatan Bersenjata RI dan lulus pada 1970. Dalam dinas kemiliteran ia pernah bertugas sebagai Wakil Gubernur Akademi Militer (1995), Panglima Daerah Militer IV Diponegoro (1997), dan Asisten Sosial Politik Kepala Staf Sosial Politik ABRI (1998). Selanjutnya dia menjabat sebagai Gubernur Jateng sejak 1998 hingga tahun ini.

Dalam pertarungan memperebutkan kursi gubernur kali ini, Mardiyanto menghadapi rivalnya dari fraksi terbesar di DPD Jateng, Mardijo. Sayang, seperti disebutkan di atas, pencalonan Mardijo tak direstui DPP PDI-P. Padahal, Mardijo termasuk kader yang setia dengan kepemimpinan Megawati Sukarnoputri, ketua umum PDI-P. Buktinya, kelahiran Purworejo, Jateng, 6 Februari 1944 ini memilih tetap bergabung dengan Megawati saat partai tersebut terbagi dua dengan kubu Surjadi. Di era pascareformasi, ia terpilih sebagai Wakil Rakyat di DPRD Jateng hasil Pemilihan Umum 1999 dan langsung menjadi ketua DPRD. Setahun berikutnya, ia pun terpilih sebagai Ketua DPD PDI-P Jateng menggantikan Suratal.

Mardijo berkeras menantang Mardiyanto karena merasa didukung grass root [baca: Mardijo Tetap Maju]. Asal tahu saja, dalam Rapat Kerja Daerah Mardijo dipilih 32 utusan Dewan Pimpinan Cabang se-Jateng. Keyakinannya itu didukung F-PDIP DPRD Jateng. Sebagai calon tunggal dari PDI-P, Mardijo dipasangkan dengan Hisyam. Jika saja tidak ditentang oleh DPP PDI-P, suara yang diraih Mardijo mungkin lebih besar. Soalnya, dari 99 anggota DPRD Jateng, 42 di antaranya adalah anggota F-PDIP.(ZAQ/Tim Liputan 6 SCTV)
    Video Terkini