Liputan6.com, Jakarta Erupsi Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), terjadi pada pukul 11.20 WIB, melontarkan kolom abu vulkanik setinggi 600 meter di atas puncak gunung.
"Terjadi erupsi Gunung Marapi pukul 11.20 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 600 meter di atas puncak," ujar Teguh, petugas Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi, seperti dilansir Antara, Senin (17/3/2025).
Berdasarkan catatan dari PGA Gunung Marapi, kolom abu yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas cukup tebal dan mengarah ke barat laut.
Advertisement
Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum mencapai 32 milimeter, dan berlangsung selama 34 detik.
Menurut data PGA Gunung Marapi sejak awal Maret hingga 17 Maret 2025, Gunung Marapi yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (MDPL) telah mengalami tujuh kali erupsi.
Berikut rincian letusan yang tercatat:
1 Maret 2025: Letusan pertama terjadi pada pukul 14.30 WIB dengan amplitudo 30,3 milimeter dan durasi 37 detik, namun kolom abu tidak teramati.
5 Maret 2025: Letusan kedua tercatat dengan amplitudo 30,4 milimeter dan durasi 38 detik.
7 Maret 2025: Letusan ketiga melontarkan kolom abu setinggi 1.200 meter, dengan amplitudo 30,7 milimeter dan durasi 124 detik.
8 Maret 2025: Erupsi berikutnya terjadi, namun kolom abu tidak teramati karena tertutup awan.
13 Maret 2025: Letusan terjadi tanpa tercatatnya amplitudo maupun durasi.
16 Maret 2025: Erupsi terakhir tercatat pada pukul 07.00 WIB dengan amplitudo 30,4 milimeter dan durasi 45 detik.
Status Waspada dan Imbauan
Saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Marapi berada pada status Level II (Waspada). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi, salah satunya adalah agar masyarakat, pendaki, atau pengunjung tidak memasuki kawasan dalam radius 3 kilometer dari pusat erupsi, yaitu Kawah Verbeek.
PVMBG juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman bahaya banjir lahar hujan, terutama pada musim hujan.
Advertisement