Sukses

Nusantara Economic Outlook 2025, Airlangga: Indonesia Tetap Tangguh di Tengah Risiko Resesi Global

Menurut Airlangga, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat. Ini bahkan terus terjadi di tengah dinamika dan ketidakpastian perekonomian global.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia diyakini memiliki pondasi ketahanan yang kuat di tengah dinamika perekonomian global. Pengelolaan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru dapat mendorong pembangunan Indonesia yang lebih besar. 

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan di Nusantara Economic Outlook (NEO) 2025 yang digelar Nusantara TV. NEO 2025 merupakan konferensi tahunan untuk membahas sejumlah isu strategis terkait lanskap perekonomian Indonesia bersama para pakar dan pembuat kebijakan nasional. 

Menurut Airlangga, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat. Ini bahkan terus terjadi di tengah dinamika dan ketidakpastian perekonomian global. “Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, pondasi ekonominya kuat,” kata Airlangga dalam sambutannya di Nusantara Economic Outlook (NEO) 2025 di Ballroom Nusantara, NT Tower, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu Jumat, 14 Maret 2025.   

Airlangga mengatakan Indonesia bahkan berada dalam kondisi yang lebih baik sementara banyak negara lain menghadapi risiko resesi. Menurut Airlangga, mengutip data Bloomberg, probabilitas resesi Indonesia berada di bawah lima persen. Sementara sejumlah negara, seperti Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada justru memiliki probabilitas resesi di atas 25 persen. 

Pemerintah Indonesia bakal terus mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di kuartal pertama menjelang periode libur Lebaran. Menurut Airlangga, pemerintah mendorong peningkatan permintaan dan penawaran dengan program pariwisata, pemberian insentif pajak pertambahan nilai, kebijakan tunjangan, dan program belanja nasional.

“Komitmen dan sinergi semua pihak ini penting untuk membangun fundamental ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan,” katanya. 

Direktur Nusantara TV Randy Monthonaro Tampubolon menambahkan, konferensi NEO 2025 ini menjadi ajakan mendorong optimisme bersama supaya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih tinggi. Ini sejalan dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih dari delapan persen. “Keterlibatan seluruh stakeholder, akademisi, ekonom, pelaku usaha dan industri sangat penting dalam memberikan input untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada,” kata Randy dalam sambutan pengantar NEO 2025. 

Konferensi NEO 2025 ini juga diharapkan menjadi wadah diskusi yang baik bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor ekonomi nasional. Pembahasan dalam NEO 2025 juga bisa menjadi sumber masukan untuk pengambilan keputusan strategis. “Baik untuk kepentingan usaha bisnis atau memproyeksikan keputusan dan kebijakan yang akan diambil di masa mendatang,” ujar Randy. 

Sejumlah pembicara hadir membahas isu strategis dalam dua sesi panel di NEO 2025. Di sesi pertama, membahas soal strategi finansial dan sumber pertumbuhan ekonomi baru,  hadir ekonom Universitas Indonesia Ninasapti Triaswati dan Kepala Departemen Riset Makro dan Pasar Keuangan Bank Mandiri Dian Ayu Yustina. 

Promosi 1
2 dari 2 halaman

Bahas Perkembangan Hilirisasi

Di sesi kedua hadir sebagai panelis adalah Ketua Tim Kerja Dekarbonisasi Industri Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian Rr. Sri Gadis Pari Bekti serta Manajer Senior Bidang Energi dan Bisnis Berkelanjutan WRI Indonesia Clorinda Kurnia Wibowo.

Sesi ini membahas perkembangan dan tindak lanjut hilirisasi, industri hijau, dan pengembangan energi berkelanjutan. 

Di sesi penutup ada Rezzy Eko Caraka, peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional. Dia memaparkan peran penting teknologi Artificial Intelligence atau Akal Imitasi (AI) dalam pembangunan perekonomian berkelanjutan. “Dalam konteks ekonomi, AI dan data science  mampu mengoptimalkan efisiensi industri, mempercepat inovasi keuangan, serta memastikan transisi energi yang lebih berkelanjutan,” kata Rezzy yang juga merupakan Research Professor University of Technology, Taiwan. 

Penyelenggaraan konferensi NEO 2025 kali ini juga didukung oleh berbagai mitra NTV, di antaranya PT Pertamina Hulu Energi, PT PLN Persero, PT Freeport Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Sinarmas Land, Telkom Indonesia, dan PT AMMAN Mineral International Tbk.

Selanjutnya: Bahas Perkembangan Hilirisasi