Liputan6.com, Surabaya: Dualisme kepemimpinan di Universitas Dokter Soetomo (Unitomo), Surabaya, Jawa Timur, berlanjut. Sejumlah mahasiswa pendukung kubu Rektor Unitomo Santoso Hamidjoyo berunjuk rasa di depan sebuah hotel berbintang di Kota Pahlawan, Ahad (3/8) pagi. Sementara di dalam hotel berlangsung wisuda mahasiswa pascasarjana yang diselenggarakan rektorat kubu Eddi Yunus dari Yayasan Pendidikan Cendikia Utama--penyelenggara Unitomo.
Demonstran mendesak Koordinator Perguruan Tinggi Swasta tak mengakui lulusan strata dua hasil wisuda kubu Edi karena tak sah. "Mereka [wisudawan] tidak punya kesadaran intelektual. Karena ternyata mereka menjadi robot-robot dari Edi Yunus," teriak seorang demonstran.
Sementara di dalam gedung, wisuda yang diikuti sekitar 200 mahasiswa berjalan lancar. Rektor Unitomo versi yayasan Muhadjar menyatakan, wisuda sah karena Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara memenangkan pihaknya. Muhadjar juga yakin, para peserta wisuda tak resah dan tidak akan mengikuti wisuda yang digelar kubu Hamidjoyo, 30 Agustus mendatang. Kubu bertikai juga sempat bentrok, akhir tahun silam. Kala itu, puluhan pengurus YPCU bersama sejumlah guru dari sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah umum Dokter Soetomo mendatangi Kampus memaksa masuk Gedung Rektorat. Alasannya, mereka akan menempati kantornya yang berada di lantai dua. Namun kehadiran pengurus YPCU itu ditolak sejumlah civitas akademika serta anggota resimen mahasiswa Unitomo, yang menjaga Gedung Rektorat. Akibatnya, sempat terjadi kericuhan. Polemik antarcivitas Unitomo ini menyeruak menyusul dugaan korupsi yang diilakukan pengurus yayasan [baca: Puluhan Pengurus YPCU Ditolak Mahasiswa Unitomo].(ZAQ/Hasan Sentot dan Muhammad Khodim)
Demonstran mendesak Koordinator Perguruan Tinggi Swasta tak mengakui lulusan strata dua hasil wisuda kubu Edi karena tak sah. "Mereka [wisudawan] tidak punya kesadaran intelektual. Karena ternyata mereka menjadi robot-robot dari Edi Yunus," teriak seorang demonstran.
Sementara di dalam gedung, wisuda yang diikuti sekitar 200 mahasiswa berjalan lancar. Rektor Unitomo versi yayasan Muhadjar menyatakan, wisuda sah karena Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara memenangkan pihaknya. Muhadjar juga yakin, para peserta wisuda tak resah dan tidak akan mengikuti wisuda yang digelar kubu Hamidjoyo, 30 Agustus mendatang. Kubu bertikai juga sempat bentrok, akhir tahun silam. Kala itu, puluhan pengurus YPCU bersama sejumlah guru dari sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah umum Dokter Soetomo mendatangi Kampus memaksa masuk Gedung Rektorat. Alasannya, mereka akan menempati kantornya yang berada di lantai dua. Namun kehadiran pengurus YPCU itu ditolak sejumlah civitas akademika serta anggota resimen mahasiswa Unitomo, yang menjaga Gedung Rektorat. Akibatnya, sempat terjadi kericuhan. Polemik antarcivitas Unitomo ini menyeruak menyusul dugaan korupsi yang diilakukan pengurus yayasan [baca: Puluhan Pengurus YPCU Ditolak Mahasiswa Unitomo].(ZAQ/Hasan Sentot dan Muhammad Khodim)