Meski KPK telah merilis 4 model seragam baru untuk tahanan lembaganya, Komisi III menyatakan tidak akan membahas hal tersebut dalam pertemuan tentang anggaran perubahan RAPBN-P 2013. Hal itu dinilai anggaran pembuatan 'Jersey' KPK tersebut sangat kecil dan tidak menyentuh akar persoalan.
"Nggak, itu anggarannya sangat kecil. Lebih baik menjurus pada pemberantasannya. Efektivitas anggaran di bidang pencegahan bagaimana, kan itu yang penting. Selama tikusnya dibiarkan beranak pinak, maka akan capek juga nanti nangkap tikusnya," kata Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Swardika di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2013).
Pasek menjelaskan, anggaran yang digunakan KPK membuat seragam khusus tahanan itu tidak begitu penting dibahas lantaran pertemuan itu tidak terkait kebutuhan anggaran. Namun lebih pada penanganan maupun pemberantasan korupsi.
"Itu tidak penting karena hanya asesoris dan psikologis saja. Yang penting bagaimana pemberantasan korupsi dilakukan dengan sistematis tapi komprehensif," papar politisi Partai Demokrat itu.
KPK sebelumnya merilis 4 model seragam baru untuk para tahanan di lembaganya. Pertama, seragam tahanan tersebut berbentuk kemeja berwarna jingga dengan 3 garis hitam melingkar di bagian perut dan bertuliskan 'Tahanan KPK'. Baju ini digunakan tahanan dalam keseharinya.
Kedua dan ketiga bermodel rompi yang digunakan untuk pergi ke pengadilan dan saat KPK menangkap tersangka. Selain itu, KPK juga menyediakan kaos hitam yang digunakan untuk berolah raga para tahanan.
Lembaga yang dipimpin Abraham Samad itu mulai memakaikan baju tahanan berwarna putih ke tersangka maupun terdakwa kasus dugaan korupsi sejak 6 Juli 2012 lalu.
Mantan Bupati Buol Amran Batalipu menjadi orang pertama yang memakai baju tersebut. Selanjutnya, setiap tersangka maupun terdakwa diwajibkan menggunakan baju tahanan itu saat menjalani pemeriksaan, baik di Gedung KPK maupun di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.
Penggunaan baju tahanan ini diharapkan dapat menciptakan efek jera bagi para penjahat kerah putih. (Ali/*)
"Nggak, itu anggarannya sangat kecil. Lebih baik menjurus pada pemberantasannya. Efektivitas anggaran di bidang pencegahan bagaimana, kan itu yang penting. Selama tikusnya dibiarkan beranak pinak, maka akan capek juga nanti nangkap tikusnya," kata Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Swardika di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2013).
Pasek menjelaskan, anggaran yang digunakan KPK membuat seragam khusus tahanan itu tidak begitu penting dibahas lantaran pertemuan itu tidak terkait kebutuhan anggaran. Namun lebih pada penanganan maupun pemberantasan korupsi.
"Itu tidak penting karena hanya asesoris dan psikologis saja. Yang penting bagaimana pemberantasan korupsi dilakukan dengan sistematis tapi komprehensif," papar politisi Partai Demokrat itu.
KPK sebelumnya merilis 4 model seragam baru untuk para tahanan di lembaganya. Pertama, seragam tahanan tersebut berbentuk kemeja berwarna jingga dengan 3 garis hitam melingkar di bagian perut dan bertuliskan 'Tahanan KPK'. Baju ini digunakan tahanan dalam keseharinya.
Kedua dan ketiga bermodel rompi yang digunakan untuk pergi ke pengadilan dan saat KPK menangkap tersangka. Selain itu, KPK juga menyediakan kaos hitam yang digunakan untuk berolah raga para tahanan.
Lembaga yang dipimpin Abraham Samad itu mulai memakaikan baju tahanan berwarna putih ke tersangka maupun terdakwa kasus dugaan korupsi sejak 6 Juli 2012 lalu.
Mantan Bupati Buol Amran Batalipu menjadi orang pertama yang memakai baju tersebut. Selanjutnya, setiap tersangka maupun terdakwa diwajibkan menggunakan baju tahanan itu saat menjalani pemeriksaan, baik di Gedung KPK maupun di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.
Penggunaan baju tahanan ini diharapkan dapat menciptakan efek jera bagi para penjahat kerah putih. (Ali/*)