Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memberikan ribuan paket sembako kepada masyarakat menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, Selasa (25/3/2025).
Sejak pagi, para warga di Desa Bojong Koneng dan Desa Cijayanti di Kabupaten Bogor, telah berkumpul menyambut bantuan yang diberikan sebagai bentuk perhatian dan dukungan dari Prabowo untuk mereka.
Meski harus menunggu dan mengantre bersama warga lain, tapi semangat mereka tidak surut. Para ibu, bapak, hingga anak-anak tampak sumringah menerima paket sembako.
Advertisement
Sembako tersebut dibungkus dengan tas jenjeng bewarna putih dengan tulisan 'Dari Kediaman Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto, Padepokan Garuda Yaksa'. Adapun sembako berisi berbagai kebutuhan pokok seperti beras, mie instan, gula, dan bahan pangan lainnya.
"Alhamdulillah dapat sembako. Alhamdulillah, terima kasih banyak Bapak," para penerima paket sembako dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Selasa (25/3/2025).
Bagi mereka, sembako ini menjadi salah satu harapan keluarga dalam menyambut Hari Raya Idulfitri. Sambil membawa beras dan tas jinjing berwarna putih yang berisi sembako, mereka tidak henti menyampaikan terima kasih serta doa kepada Presiden Prabowo atas sembako ini.
"Bapak terima kasih, bapak terima kasih banyak. Semoga sehat terus, panjang umur," ucap para ibu.
Isi Tas Sembako
Di antara mereka ada juga Ibu Siti, seorang warga Desa Cijayanti yang setiap tahun mengantre untuk mendapatkan sembako untuk lebaran.
Tahun lalu, Siti menuturkan bahwa Ia mendapat tas sembako yang berisi bahan makanan seperti minyak dan teh, serta perlengkapan untuk ibadah.
"Biasa sembako. Beras, minyak, kadang mukena," tuturnya sambil tersenyum kecil.
Advertisement
Banyak Momen Haru
Di tengah kegiatan, tampak banyak momen haru ketika warga saling berbagi cerita dan bersyukur atas perhatian yang diberikan.
Bagi mereka, melalui bantuan ini Prabowo tidak hanya mengirimkan materi, tetapi juga mengirimkan pesan kehangatan kepada setiap warga yang menerimanya.
Sembako ini bukan hanya tentang pemberian beras, melainkan tentang kebersamaan dan kepedulian. Warga Bojong Koneng dan Cijayanti pulang dengan harapan baru bahwa mereka tidak sendiri dan pemimpin negara senantiasa hadir untuk mereka.