Sukses

Wapres Resmikan Monumen Soekarno di Bawah Pohon Sukun

Bung Karno kerap merenung di bawah pohon sukun, memikirkan bagaimana menyatukan bangsa sebagai satu kesatuan.

Ribuan warga Ende, Nusa Tenggara Timur, berbondong-bondong ke satu titik, Lapangan Pancasila yang terletak di tepi laut.

Mereka antusias menghadiri peringatan Hari Pancasila yang dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono dan Ketua MPR Taufiq Kiemas. Meski hanya menonton dari pinggir tanah lapang. Hanya tamu berbekal undangan yang boleh masuk.

"Saya ingin sekali menyaksikan peringatan Hari Pancasila karena memang Ende memiliki sejarah atas lahirnya Pancasila," kata salah satu warga, Dominingus (56), Sabtu (1/6/2013).

Setelah menyampaikan sambutan dan menyatakan peresmian Monuman Bung Karno dan Situs Pengasingan Bung Karno, di Ende, Wapres Boediono dan rombongan berjalan menuju Taman Rendo yang terletak sekitar 50 meter dari tempat upacara peringatan Hari Lahir Pancasila.
 
Di Taman Rendo, Wapres membuka selubung Monumen Bung Karno yang terletak di bawah pohon sukun.

Usai membuka selubung Monumen Bung Karno, Wapres Boediono menuju rumah pengasingan Bung Karno selama di Ende yang sudah selesai direnovasi.

Mengapa monumen diletakkan di bawah pohon sukun?

Pohon sukun itu bukan tanaman biasa. Ia adalah saksi sejarah sebuah bangsa yang kelak bernama Indonesia.

Kala itu, tahun 1934-1938, Soekarno diasingkan ke Ende oleh penjajah. Bung Karno kerap merenung di bawah pohon sukun, memikirkan bagaimana menyatukan bangsa sebagai satu kesatuan. Batang pohon bercabang lima itu menjadi inspirasi: Pancasila.

Pohon sukun asli sudah tumbang dimakan usia dan terpaan angin. Pohon baru ditanam pada 17 Agustus 1981 pukul 09.00 Wita. Meski demikian ia tak lantas kehilangan arti.  (Ant/Ein)

    Video Terkini