Memperingati Hari Pancasila ke 68, PDI Perjuangan (PDIP) mengumpulkan ribuan kadernya di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 Juni 2013. Beberapa tokoh elit nasional dan PDIP hadir seperti Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Mantan Gubernur DKI Sutiyoso, Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi), Guruh Soekarnoputra, Effendi Simbolon dan Rieke Diah Pitaloka, Ribka Tjiptaning, dan Deddy Gumelar.
Berdasarkan pantauan dalam sejumlah acara PDI Perjuangan, Jokowi, selalu hadir dan menjadi tokoh yang duduk di mimbar depan. Jokowi juga kerap menjadi juru kampanye dalam sejumlah Pilkada untuk Cagub yang diusung PDIP, seperti Pilkada Jawa Tengah yang mengusung Cagub Ganjar Pranowo, beberapa waktu lalu.
Kemudian, dalam acara itu Jokowi terlihat seragam dengan Ketua Umum Megawati. Ia mengenakan setelan hitam-hitam ala Satgas Cakra Buana PDI Perjuangan, lengkap dengan baret merahnya.
Jokowi pun duduk tepat di sebelah kiri putri mendiang mantan Presiden Soekarno itu. Mereka tampak akrab menyaksikan tontonan aksi debus dari Satgas PDI Perjuangan. Hanya Jokowi, satu-satunya kader PDIP yang duduk dibarisan depan. Barisan tersebut diisi oleh Jusuf Kalla, Sutiyoso, dan Guruh Soekarno Putra.
Sedangkan, untuk kader elit PDI Perjuangan lain seperti Rieke Diah Pitaloka, Dedi Gumelar, Ribka Tjiptaning, Effendi Simbolon, berada di kursi barisan belakang. Pada saat berpidato pun Megawati secara khusus mengajak pria asal Surakarta itu menemaninya.
Dalam pidatonya, Megawati menyinggung kalau Pancasila kini telah menjadi barang asing di hadapan anak-anak sendiri. Pancasila menjadi sesuatu yang dilihat sebagai beban yang harus dihindari karena sebagian merasa trauma dengan Pancasila.
"Pancasila telah menjadi fondasi. Di atas Pancasila rumah besar bagi setiap anak negeri telah dibangun. Di atas Pancasila, kewarga-negaraan sebagai prinsip dalam pengelolaan politik kenegaraan ditegakkan," kata Mega dalam pidatonya.
Selanjutnya, pada saat hendak meninggalkan kawasan Tugu Proklamasi, Megawati pulang bersama dengan Jokowi dan Effendi Simbolon. Jokowi, yang biasanya akrab dengan media, memilih diam. Hanya senyum yang menjadi jawaban Jokowi dari cecaran pertanyaan media.
Semakin terlihat seperti aset, Jokowi yang membawa kendaraan milik sendiri, berada dalam satu mobil dengan Megawati. Jokowi duduk di sebelah kiri supir, Megawati duduk di bangku belakang supir. Sedangkan Effendi Simbolon, yang turut mengawal Mega memilih menggunakan mobil lain.
Jokowi, sosok politisi PDIP yang memiliki elektabilitas tinggi dalam bursa calon presiden 2014 mendatang, jadi aset tersendiri bagi partai tersebut. Meski berkali-kali membantah soal pencapresan dirinya, Jokowi selalu dijagokan dan disebut-sebut.
Putri Megawati, Puan Maharani mengatakan Ketua Umum PDI Perjuangan telah mulai membuka diri untuk mengusung capres alternatif, dari kader muda. Namun, Puan tidak menjelaskan secara gamblang, apakah hal itu merujuk pada sosok Jokowi. Menurutnya, saat ini PDI Perjuangan sedang fokus pada pemilihan legislatif dan pemilihan kepala daerah.
"Kami sedang fokus pada pemilihan legislatif dan pemilihan kepala daerah (Pilkada)," tukas Puan. (Adi/Ary)
Berdasarkan pantauan dalam sejumlah acara PDI Perjuangan, Jokowi, selalu hadir dan menjadi tokoh yang duduk di mimbar depan. Jokowi juga kerap menjadi juru kampanye dalam sejumlah Pilkada untuk Cagub yang diusung PDIP, seperti Pilkada Jawa Tengah yang mengusung Cagub Ganjar Pranowo, beberapa waktu lalu.
Kemudian, dalam acara itu Jokowi terlihat seragam dengan Ketua Umum Megawati. Ia mengenakan setelan hitam-hitam ala Satgas Cakra Buana PDI Perjuangan, lengkap dengan baret merahnya.
Jokowi pun duduk tepat di sebelah kiri putri mendiang mantan Presiden Soekarno itu. Mereka tampak akrab menyaksikan tontonan aksi debus dari Satgas PDI Perjuangan. Hanya Jokowi, satu-satunya kader PDIP yang duduk dibarisan depan. Barisan tersebut diisi oleh Jusuf Kalla, Sutiyoso, dan Guruh Soekarno Putra.
Sedangkan, untuk kader elit PDI Perjuangan lain seperti Rieke Diah Pitaloka, Dedi Gumelar, Ribka Tjiptaning, Effendi Simbolon, berada di kursi barisan belakang. Pada saat berpidato pun Megawati secara khusus mengajak pria asal Surakarta itu menemaninya.
Dalam pidatonya, Megawati menyinggung kalau Pancasila kini telah menjadi barang asing di hadapan anak-anak sendiri. Pancasila menjadi sesuatu yang dilihat sebagai beban yang harus dihindari karena sebagian merasa trauma dengan Pancasila.
"Pancasila telah menjadi fondasi. Di atas Pancasila rumah besar bagi setiap anak negeri telah dibangun. Di atas Pancasila, kewarga-negaraan sebagai prinsip dalam pengelolaan politik kenegaraan ditegakkan," kata Mega dalam pidatonya.
Selanjutnya, pada saat hendak meninggalkan kawasan Tugu Proklamasi, Megawati pulang bersama dengan Jokowi dan Effendi Simbolon. Jokowi, yang biasanya akrab dengan media, memilih diam. Hanya senyum yang menjadi jawaban Jokowi dari cecaran pertanyaan media.
Semakin terlihat seperti aset, Jokowi yang membawa kendaraan milik sendiri, berada dalam satu mobil dengan Megawati. Jokowi duduk di sebelah kiri supir, Megawati duduk di bangku belakang supir. Sedangkan Effendi Simbolon, yang turut mengawal Mega memilih menggunakan mobil lain.
Jokowi, sosok politisi PDIP yang memiliki elektabilitas tinggi dalam bursa calon presiden 2014 mendatang, jadi aset tersendiri bagi partai tersebut. Meski berkali-kali membantah soal pencapresan dirinya, Jokowi selalu dijagokan dan disebut-sebut.
Putri Megawati, Puan Maharani mengatakan Ketua Umum PDI Perjuangan telah mulai membuka diri untuk mengusung capres alternatif, dari kader muda. Namun, Puan tidak menjelaskan secara gamblang, apakah hal itu merujuk pada sosok Jokowi. Menurutnya, saat ini PDI Perjuangan sedang fokus pada pemilihan legislatif dan pemilihan kepala daerah.
"Kami sedang fokus pada pemilihan legislatif dan pemilihan kepala daerah (Pilkada)," tukas Puan. (Adi/Ary)