Liputan6.com, Tuban: Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan 2001 sebagai tahun momentum untuk menegakkan hukum. Sikap ini diambil sebagai langkah lanjutan pendekatan politis yang dilakukan selama ini. Demikian isi sambutan Presiden dihadapan para ulama dan Kepala Kepolisian Resor se-Jawa Timur, di Pesantren Langitan, Kecamatan Wijang, Tuban, Ahad (7/1) siang.
Menurut Presiden, langkah tersebut penting ditegakkan untuk memasuki tahap selanjutnya, yakni pemulihan ekonomi. Pada kesempatan itu, Gus Dur meminta kepada para ulama agar tak mengkhawatirkan posisi dirinya, meskipun banyak mendapat goyangan dari berbagai pihak. Untuk itu, ia mengimbau agar para ulama di Jatim tak perlu mengerahkan massa ke Jakarta. Pasalnya, hal tersebut justru dapat memperkeruh keadaan. Gus Dur menegaskan, yang diperlukan saat ini adalah sikap tegas kepada siapapun tanpa pandang bulu.
Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Faqih Abdullah mengatakan, kegiatan silaturahmi ini murni kegiatan sosial dan tak bermuatan politis. Sementara itu, dialog antara para ulama dan Kapolres se-Jatim, digelar setelah Gus Dur meningalkan pondok pesantren. Pada dialog yang dipandu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi dan Kepala Kepolisian Daerah Jatim Inspektur Jenderal Polisi Sutanto, para ulama mengkritisi berbagai sikap dan tindakan polisi dalam upaya penegakan hukum.
Menurut para ulama, selama ini, aparat kepolisian masih terkesan ragu dalam bertindak, sehingga muncul sikap main hakim sendiri. Selain itu, kepercayaan rakyat kepada polisi semakin berkurang. Sikap ini terlihat dari berbagai kasus yang ditangani, seperti kasus amuk massa, narkoba, dan kasus Ajinomoto. Untuk itu, para ulama mengimbau agar polisi bertindak tegas, sehingga masyarakat tak mengambil tindakan sendiri yang seringkali di luar koridor hukum.(ICH/Hasan Sentot)
Menurut Presiden, langkah tersebut penting ditegakkan untuk memasuki tahap selanjutnya, yakni pemulihan ekonomi. Pada kesempatan itu, Gus Dur meminta kepada para ulama agar tak mengkhawatirkan posisi dirinya, meskipun banyak mendapat goyangan dari berbagai pihak. Untuk itu, ia mengimbau agar para ulama di Jatim tak perlu mengerahkan massa ke Jakarta. Pasalnya, hal tersebut justru dapat memperkeruh keadaan. Gus Dur menegaskan, yang diperlukan saat ini adalah sikap tegas kepada siapapun tanpa pandang bulu.
Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Faqih Abdullah mengatakan, kegiatan silaturahmi ini murni kegiatan sosial dan tak bermuatan politis. Sementara itu, dialog antara para ulama dan Kapolres se-Jatim, digelar setelah Gus Dur meningalkan pondok pesantren. Pada dialog yang dipandu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi dan Kepala Kepolisian Daerah Jatim Inspektur Jenderal Polisi Sutanto, para ulama mengkritisi berbagai sikap dan tindakan polisi dalam upaya penegakan hukum.
Menurut para ulama, selama ini, aparat kepolisian masih terkesan ragu dalam bertindak, sehingga muncul sikap main hakim sendiri. Selain itu, kepercayaan rakyat kepada polisi semakin berkurang. Sikap ini terlihat dari berbagai kasus yang ditangani, seperti kasus amuk massa, narkoba, dan kasus Ajinomoto. Untuk itu, para ulama mengimbau agar polisi bertindak tegas, sehingga masyarakat tak mengambil tindakan sendiri yang seringkali di luar koridor hukum.(ICH/Hasan Sentot)