Sukses

Kreasi Lilin Murhananto dan Veri Apriyatno

Lilin kini bisa dibuat dalam berbagai bentuk dan kegunaan. Seniman Murhananto dan Veri Apriyatno memanfaatkan lilin menjadi lukisan dan dumi makanan-minuman.

Liputan6.com, Tangerang: Kegunaan lilin ternyata tak hanya sebatas alat penerangan. Kini, lilin bisa dikreasikan dan berguna untuk berbagai keperluan. Tengok saja yang dilakukan Murhananto dan Veri Apriyatno. Dua lelaki seniman ini memanfaatkan lilin menjadi lukisan dan dumi makanan-minuman.

Apa yang dikerjakan Anto-sapaan akrab Murhananto--dan Veri belum banyak dilakukan orang lain. Sebab, diperlukan keahlian khusus untuk bisa menghasilkan karya yang bagus dan sedap dipandang mata. Faktor lain yang mempengaruhi usaha ini adalah pemasaran. Untuk itu, Murhananto dan Veri mau berkisah tentang upaya memasyarakatkan dan menjual lilin kreasi mereka.

Anto telah memfokuskan diri dalam mengeksplorasi bahan baku lilin sejak 1995. Sedangkan Veri telah mengeluarkan buku tentang pengolahan lilin menjadi beberapa bentuk kreasi pada 1995. Mereka bertemu pada Januari 2003 dan sepakat untuk membuka usaha bersama di bidang kreasi lilin.

Kedua pria yang telah mengeluarkan empat judul buku tentang lilin ini mengatakan produk yang mereka buat bahan bakunya murah. Namun, jika sudah dikreasikan, mampu menghasilkan untung yang cukup tinggi. Contoh produk lilin yang sudah diubah bentuk dan kegunaannya, antara lain lilin apung, lilin ukir, lilin motif, lilin lipat, lilin gulung, dan lilin makanan-minuman serta lukisan lilin. Hasil karya mereka pun kini telah dipasarkan di sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta. Hasilnya, sejumlah restoran menjadi langganan mereka dalam memesan display makanan. Agar lebih banyak diapresiasi masyarakat luas, kini Anto dan Veri membuka kursus di tempat tinggal Veri di kawasan Ciputat, Tangerang. Kursus ini terbuka untuk perorangan dan kelompok.

Veri yang alumnus Seni Rupa Institut Teknologi Bandung mengaku mulai mengenal lilin sebagai bahan inspirasinya berkarya saat ia masih kuliah. Saat itu ia langsung terpanggil untuk membuat lukisan lilin. Awalnya lelaki berambut gondrong ini hanya membeli lilin-lilin dari warung yang kemudian ditempel pada sebuah medium, seperti triplek. Setelah itu dibakar, sehingga lelehan lilin menyatu. Namun, hasil karyanya itu belum bisa dijadikan bahan penilaian di kampusnya. "Yang namanya lukis itu konvensional. Waktu itu haruslah kanvas, cat minyak, dan akrilik," ujar Veri.

Veri mengatakan kepuasan terbesarnya saat ini adalah dia berhasil membuat beragam aliran lukisan. Padahal, awalnya ia hanya mampu membuat lukisan sederhana dengan objek dan warna yang kurang bervariasi. Namun, keasyikannya menggunakan lilin memberikan kejutan visual tersendiri. Saai ini, Veri mengaku mulai mengeksplorasi teknik dan media lilin dengan Anto. "Saya sudah bisa membentuk lilin menjadi media seperti naturalis atau realis. Artinya sudah bisa dibentuk sesuai dengan yang saya inginkan," ujar Veri.

Meski sudah punya usaha dan membuka kursus, kedua pria ini masih menyimpan sejumlah obsesi. Mereka berencana untuk membuat lilin apung terbesar di dunia. Tak hanya itu, dua seniman lilin ini juga ingin membuat patung lilin, seperti Madame Tousou. Namun, lebih pada parodinya. "Rencananya kita juga pengen bikin sekolah kriya lilin. Tapi pada dasarnya kita menantikan lilin itu sebagai media yang bisa dieksploitasi, seperti keramik dan kayu," ujar Anto. Kendati cita-cita mereka terhalang biaya, Anto dan Veri mengaku tak kecil hati. Mereka optimistis untuk tetap eksis dan inovatif dalam berkreasi dengan lilin.(LIA/Tim Usaha Anda)

Karya seni lilin:
Murhananto & Veri Apriyatno
Jl. Legoso Raya
Gh. H. Koweng No.46 Rt.01/07 Ciputat, Tangerang
Telp: (021) 922-5351