Liputan6.com, Mimika: Situasi Kota Mimika, Timika, Papua, kembali membara, Selasa (26/8), menyusul berita kematian seorang korban kerusuhan dari kelompok kontra pemekaran Provinsi Irianjaya. Sejak pagi tadi, massa dari kelompok pro dan kontra pembentukan berkumpul di kawasan Jalan Cendrawasih. Mereka datang bersenjatakan tombak dan panah. Ratusan personel Kepolisian Daerah Papua terpaksa membentuk barikade untuk memisahkan kedua kelompok.
Hingga berita ini ditulis, situasi dilaporkan masih terkendali. Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Budi Utomo kembali mempertemukan para tokoh adat di Hotel Serayu, Timika, untuk mendinginkan suasana. Namun, perundingan belum dimulai karena kelompok pro pemekaran belum datang. Pertemuan ini adalah kali kedua pasca-Deklarasi Pembentukan Provinsi Irianjaya Tengah, Sabtu silam, yang berujung bentrokan [baca: Bentrokan Terjadi Lagi di Mimika, Seorang Tewas].
Perundingan pertama sebenarnya sudah digelar pada Senin malam. Dalam pertemuan itu diputuskan bahwa kelompok pro pemekaran dilarang mendirikan papan nama Provinsi Irianjaya Tengah. Sebab, kantor dan peralatannya masih bersifat status quo. Polisi juga menyita semua barang bukti untuk penyelidikan lebih lanjut. Sejauh ini, lima tersangka provokator bentrokan sudah ditangkap [baca: Lima Tersangka Provokator Bentrokan Timika Ditahan]. Kini, kelimanya masih ditahan di Markas Kepolisian Resor Mimika.
Di tempat terpisah, Menteri Pengembangan Kawasan Timur Indonesia Manuel Kaisiepo membantah konflik Timika akibat ketidakseimbangan sumber daya alam (SDA) di Papua. Manuel berulang kali menegaskan bahwa SDA di provinsi paling timur itu cukup merata. Sayang, dia tak mau mengomentari lebih jauh persoalan tersebut.
Sementara Kepala Staf Umum TNI Letnan Jenderal TNI Djamari Chaniago menyatakan tidak akan menambah jumlah pasukan ke daerah konflik. Menurut Djamari, pasukan yang digelar di sana cukup untuk menanggulangi bentrokan antarkelompok di Timika.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)
Hingga berita ini ditulis, situasi dilaporkan masih terkendali. Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Budi Utomo kembali mempertemukan para tokoh adat di Hotel Serayu, Timika, untuk mendinginkan suasana. Namun, perundingan belum dimulai karena kelompok pro pemekaran belum datang. Pertemuan ini adalah kali kedua pasca-Deklarasi Pembentukan Provinsi Irianjaya Tengah, Sabtu silam, yang berujung bentrokan [baca: Bentrokan Terjadi Lagi di Mimika, Seorang Tewas].
Perundingan pertama sebenarnya sudah digelar pada Senin malam. Dalam pertemuan itu diputuskan bahwa kelompok pro pemekaran dilarang mendirikan papan nama Provinsi Irianjaya Tengah. Sebab, kantor dan peralatannya masih bersifat status quo. Polisi juga menyita semua barang bukti untuk penyelidikan lebih lanjut. Sejauh ini, lima tersangka provokator bentrokan sudah ditangkap [baca: Lima Tersangka Provokator Bentrokan Timika Ditahan]. Kini, kelimanya masih ditahan di Markas Kepolisian Resor Mimika.
Di tempat terpisah, Menteri Pengembangan Kawasan Timur Indonesia Manuel Kaisiepo membantah konflik Timika akibat ketidakseimbangan sumber daya alam (SDA) di Papua. Manuel berulang kali menegaskan bahwa SDA di provinsi paling timur itu cukup merata. Sayang, dia tak mau mengomentari lebih jauh persoalan tersebut.
Sementara Kepala Staf Umum TNI Letnan Jenderal TNI Djamari Chaniago menyatakan tidak akan menambah jumlah pasukan ke daerah konflik. Menurut Djamari, pasukan yang digelar di sana cukup untuk menanggulangi bentrokan antarkelompok di Timika.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)