Sukses

Pengungsi Syiah Sampang Dipindah ke Sidoarjo

Pemindahan itu ditujukan untuk menghidari konflik susulan antara warga Sunni dan Syiah.

Warga korban perselisihan antara Kelompok Syiah dan Sunni yang selama ini mengungsi ke Gedung Olahraga (GOR) Wijaya Kusuma Sampang, Madura, mulai dipindah ke Sidoarjo, Jawa Timur. Sebanyak 6 unit mobil dipersiapkan untuk mengangkut para pengungsi itu, termasuk 1 unit bus milik Pemkab Sampang.

"Mereka akan dipindah ke Puspa Agro di Sidoarjo dan para pengungsi itu akan tinggal di sana," kata Kabag Humas Pemkab Sampang Heri Setiono di Sampang, Madura, kamis (20/6/2013).

Menurut Heri, pemindahan para pengungsi penganut aliran Syiah itu berdasarkan kesepakatan bersama antara Pemkab Sampang dengan Pemprov Jatim dan Pimpinan DPRD. Selain itu, pemindahan itu juga dimaksudkan agar situasi keamanan di Kabupaten Sampang bisa kembali normal.

Kamis siang, para pengungsi Syiah itu kini mulai mengemasi barang-barangnya. Mereka mendapatkan pengawalan ketat dari petugas kepolisian dari jajaran Polres Sampang dan Polda Jatim.

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan, pemindahan itu dilakukan untuk mencegah terulangnya konflik antara warga Syiah dengan Sunni. "Yang kita kuatirkan terjadi konflik dengan masyarakat setempat. Sebenarnya tidak ada masalah bagi kita, tapi siapa yang menjamin keamanannya," ujar Gamawan di Kantor Presiden, Jakarta.

Menurut dia, pemerintah telah menyediakan sekitar 70 rumah untuk sekitar 40 kepala keluarga yang mengungsi itu. Jika para pengungsi bersedia, rumah-rumah tersebut sudah bisa ditempati. "Karena itu harus ada sosialisasi ke masyarakat (tentang opsi rekolasi) bahwa itu yang paling aman. Kita maunya mereka ke sana (relokasi)," harap Gamawan.

Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyerahkan sepenuhnya nasib para pengungsi pada Pemkab Sampang. Sebab aparat Polri pada prinsipnya hanya membantu mengamankan. "Apa yang menjadi kebijakan Pemkab akan kita dukung," ujar Timur.

Warga Syiah ini mengungsi setelah terjadi konflik dengan kelompok Sunni. Pada Agustus 2012, perkampungan pengikut aliran Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Bluuran, Kecamatan Karangpenang diserang kelompok bersenjata dan menyebabkan 1 orang tewas, 6 lainnya luka-luka.

Sebanyak 47 unit rumah milik penganut aliran Islam ini juga dibakar, termasuk madrasah dan musala penganut aliran Syiah. Penyerangan yang terjadi pada Agustus 2012 itu merupakan kali kedua. Sebelumnya pada Desember 2011, pengikut Tajul Muluk ini juga pernah diserang, dan sekitar 300 kepala keluarga terpaksa menungsi. (Ant/Eks/Sss)