Liputan6.com, Semarang: Lebih dari 500 awak bus Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI) wilayah Semarang, Jawa Tengah, Senin (8/9) mogok beroperasi. Mogok kerja ini dilakukan sebagai bentuk protes atas keterlambatan pembayaran gaji mereka. Para awak bus mengancam tidak akan beroperasi jika gaji dua bulan terakhir mereka belum dibayarkan. Akibat aksi ini, ribuan calon penumpang telantar.
Para awak bus mengaku khawatir masalah ini akan berlarut-larut, terlebih hingga kini tidak ada respon positif dari pihak manajemen. Padahal sebelum mogok, mereka telah beberapa kali mengeluhkan masalah gaji yang belum dibayar.
Sementara itu, Kepala Wilayah Perusahaan Umum DAMRI Semarang Karlan A.S. mengungkapkan, kondisi keuangan perusahaan kian memburuk menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak dan suku cadang sejak 1990. Saat ini, armada DAMRI yang laik jalan tinggal 55 dari 113 unit yang ada, sehingga target pendapatan sebesar Rp 20 juta sebulan hanya terpenuhi sekitar Rp 12 juta.
Aksi mogok awak DAMRI karena keterlambatan pembayaran gaji bukan kali pertama ini terjadi. Dan juga tak hanya dirasakan awak DAMRI Semarang. Para sopir dan kondektur DAMRI Surabaya, Jawa Timur pun sempat merasakan [baca: Awak DAMRI Berunjuk Rasa Menuntut Kenaikan Gaji]. Mereka sempat berunjuk rasa ke Gedung DPRD Kota Surabaya. Saat itu pula mereka menuntut kenaikan gaji, kejelasan status dan menolak perekrutan karyawan baru. Pengunjuk rasa menuntut kenaikan gaji hingga 200 persen.(DEN/Yudi Wibowo)
Para awak bus mengaku khawatir masalah ini akan berlarut-larut, terlebih hingga kini tidak ada respon positif dari pihak manajemen. Padahal sebelum mogok, mereka telah beberapa kali mengeluhkan masalah gaji yang belum dibayar.
Sementara itu, Kepala Wilayah Perusahaan Umum DAMRI Semarang Karlan A.S. mengungkapkan, kondisi keuangan perusahaan kian memburuk menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak dan suku cadang sejak 1990. Saat ini, armada DAMRI yang laik jalan tinggal 55 dari 113 unit yang ada, sehingga target pendapatan sebesar Rp 20 juta sebulan hanya terpenuhi sekitar Rp 12 juta.
Aksi mogok awak DAMRI karena keterlambatan pembayaran gaji bukan kali pertama ini terjadi. Dan juga tak hanya dirasakan awak DAMRI Semarang. Para sopir dan kondektur DAMRI Surabaya, Jawa Timur pun sempat merasakan [baca: Awak DAMRI Berunjuk Rasa Menuntut Kenaikan Gaji]. Mereka sempat berunjuk rasa ke Gedung DPRD Kota Surabaya. Saat itu pula mereka menuntut kenaikan gaji, kejelasan status dan menolak perekrutan karyawan baru. Pengunjuk rasa menuntut kenaikan gaji hingga 200 persen.(DEN/Yudi Wibowo)