Ketua DPR Marzuki Alie mengaku tidak hanya mendapat SMS atau pesan singkat dari Malaysia saja terkait rencana pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Organisasi Masyarakat (Ormas). Dia mengaku juga menerima SMS dari Birma dan India.
"Saya tidak tahu, justru jadi tanda tanya besar mengapa Birma, India, dan Malaysia kok ada SMS ke saya, ada apa ini?" ucap Marzuki saat menghadiri pembekalan Caleg Partai Demokrat di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2013).
Dengan SMS itu, Marzuki curiga ada intervensi asing terhadap ormas-ormas di Indonesia. Sebab, beberapa ormas di Indonesia memang ada yang berhubungan dengan negara asing.
"Selama ini ada juga (yang terlibat dengan negara asing), tapi tidak semua, makanya itu diatur dalam UU. Tapi memang tidak bisa dibuktikan," paparnya.
Menurut Marzuki, salah satu pesan singkat itu mengatasnamakan perwakilan media bernama Nalini Elumalai dari Suara Rakyat Malaysia (SUARAM). Namun dia menduga SMS itu tidak dikirim oleh perwakilan suatu negara atau media tersebut.
"Itu kan pribadi, saya kira itu individu dan ormas juga itu," tutur Marzuki.
Berikut isi pesan singkat (SMS) yang diterima Marzuki Alie dari Nalini Elumalai, Suara Rakyat Malaysia (SUARAM), Malaysia:
"Att. Mr. Marzuki Ali We send you this note to voice our opposition towards the Ormas bill, as it will unduly constrict the space that civil society organizations can operate in and seriously erode the hard-won democratic space that exists in Indonesia today. We therefore urge you to postpone the passage of the Ormas bill. Thank you for your attention. [Nalini Elumalai, Suara Rakyat Malaysia (SUARAM), MALAYSIA)".
Mendapat SMS yang meminta agar RUU Ormas ditunda pengesahannya, Marzuki membalas mengirimkan balasannya. "It's my country, no one intervention (Ini negara saya, tidak satupun mengintervensi)." (Eks/Ism)
"Saya tidak tahu, justru jadi tanda tanya besar mengapa Birma, India, dan Malaysia kok ada SMS ke saya, ada apa ini?" ucap Marzuki saat menghadiri pembekalan Caleg Partai Demokrat di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2013).
Dengan SMS itu, Marzuki curiga ada intervensi asing terhadap ormas-ormas di Indonesia. Sebab, beberapa ormas di Indonesia memang ada yang berhubungan dengan negara asing.
"Selama ini ada juga (yang terlibat dengan negara asing), tapi tidak semua, makanya itu diatur dalam UU. Tapi memang tidak bisa dibuktikan," paparnya.
Menurut Marzuki, salah satu pesan singkat itu mengatasnamakan perwakilan media bernama Nalini Elumalai dari Suara Rakyat Malaysia (SUARAM). Namun dia menduga SMS itu tidak dikirim oleh perwakilan suatu negara atau media tersebut.
"Itu kan pribadi, saya kira itu individu dan ormas juga itu," tutur Marzuki.
Berikut isi pesan singkat (SMS) yang diterima Marzuki Alie dari Nalini Elumalai, Suara Rakyat Malaysia (SUARAM), Malaysia:
"Att. Mr. Marzuki Ali We send you this note to voice our opposition towards the Ormas bill, as it will unduly constrict the space that civil society organizations can operate in and seriously erode the hard-won democratic space that exists in Indonesia today. We therefore urge you to postpone the passage of the Ormas bill. Thank you for your attention. [Nalini Elumalai, Suara Rakyat Malaysia (SUARAM), MALAYSIA)".
Mendapat SMS yang meminta agar RUU Ormas ditunda pengesahannya, Marzuki membalas mengirimkan balasannya. "It's my country, no one intervention (Ini negara saya, tidak satupun mengintervensi)." (Eks/Ism)