Badan Nasional Penanggunagan Bencana (BNPB) mulai melaksanakan operasi penanggulangan asap di Riau. Pemerintah sudah menyiapkan Rp 70 miliar untuk operasi ini.
Kepala BNPB Syamsul Maarif mengatakan, awalnya dana yang disiapkan Rp 25 miliar. Namun, belakangan pemerintah menyediakan Rp 70 miliar. Dana itu diawasi langsung oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Kita kan mau sewa (alat). Berapa sewanya masih di nego. Jadi saya kira, lebih ke bagaimana cara mengatasinya. Dana kita dibantu dari BPKP untuk akuntabilitasnya. Kalau untuk keterangan hari per hari saya tidak mampu untuk tahu berapanya," katanya di Squadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (25/6/2013).
Menurut Syamsul, pihaknya memerlukan beberapa alat pendukung untuk memaksimalkan dan mempercepat proses pemadaman api dan penanggulangan asap. Di antaranya, armada pesawat water bombing dan helikopter berkapastitas besar.
"Saat ini sedang kita cari. Saya sudah minta Menlu untuk bantu mencari. Ada yang dari Rusia, Kanada, Australia, atau Korea. Ini akan segera kita sewa," lanjutnya.
Setidaknya, kata Syamsul, pihaknya membutuhkan 2 armada water bombing dan 3 helikopter berkapasitas besar. "Ancaman di lokasi itu juga sangat besar. Jadi kita butuh itu," ujarnya. (Ary/Sss)
Kepala BNPB Syamsul Maarif mengatakan, awalnya dana yang disiapkan Rp 25 miliar. Namun, belakangan pemerintah menyediakan Rp 70 miliar. Dana itu diawasi langsung oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Kita kan mau sewa (alat). Berapa sewanya masih di nego. Jadi saya kira, lebih ke bagaimana cara mengatasinya. Dana kita dibantu dari BPKP untuk akuntabilitasnya. Kalau untuk keterangan hari per hari saya tidak mampu untuk tahu berapanya," katanya di Squadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (25/6/2013).
Menurut Syamsul, pihaknya memerlukan beberapa alat pendukung untuk memaksimalkan dan mempercepat proses pemadaman api dan penanggulangan asap. Di antaranya, armada pesawat water bombing dan helikopter berkapastitas besar.
"Saat ini sedang kita cari. Saya sudah minta Menlu untuk bantu mencari. Ada yang dari Rusia, Kanada, Australia, atau Korea. Ini akan segera kita sewa," lanjutnya.
Setidaknya, kata Syamsul, pihaknya membutuhkan 2 armada water bombing dan 3 helikopter berkapasitas besar. "Ancaman di lokasi itu juga sangat besar. Jadi kita butuh itu," ujarnya. (Ary/Sss)