Lembaga Survei Median yang dipimpin mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, Rico Marbun, mengungkap hasil survei terkini. Survei bukan soal partai politik atau calon presiden melainkan kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hasilnya, publik meragukan keseriusan KPK mengungkap kasus-kasus besar.
"Dari pertanyaan yang dilemparkan diketahui publik menilai keseriusan KPK dalam menangani kasus Century hanya 25 persen. Untuk kasus Hambalang kepuasan publik tinggal 35 persen," kata Rico Marbun dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Minggu (30/6/2013).
Survei dilakukan sepanjang periode 19 Juni hingga 25 Juni 2013 terhadap 1.100 responden. Survei disebar ke 33 provinsi, dengan Margin of error sebesar 2.87 persen serta tingkat Kepercayaan sebesar 95 persen.
Survei ini, kata Rico, menanyakan beberapa kasus korupsi yang saat ini sering menjadi pemberitaan media massa. Seperti kasus suap impor daging sapi, kasus simulator, kasus suap PON, kasus korupsi Al Quran, kasus Century, dan kasus Hambalang.
"Hasil survei menunjukkan publik menilai keseriusan para pimpinan KPK menangani kasus korupsi besar, seperti dalam skandal Bank Century dan Hambalang hanya sebatas pada janji saja. Bahkan publik merasakan adanya kesenjangan keseriusan KPK dalam menangani kasus besar dan kasus yang lebih kecil," papar Rico.
Untuk kasus korupsi dengan potensi kerugian negara lebih kecil, keseriusan KPK di mata publik malah terlihat lebih tinggi. Berdasarkan hasil survei, kasus korupsi Al quran, publik menilai keseriusan KPK mencapai 55 persen, sedangkan untuk kasus suap PON keseriusan KPK mencapai 55 persen.
Lalu dalam kasus simulator SIM keseriusan KPK mencapai 57 persen. Dan yang lebih menarik, keseriusan terhadap kinerja KPK yang terbesar adalah dalam penanganan kasus suap impor daging sapi, yaitu 85 persen.
Lebih lanjut, Rico menjelaskan, sangat disayangkan keseriusan KPK dalam menangani skandal Century terlihat paling rendah dibandingkan kasus-kasus korupsi lainnya. Mengingat skandal Century tergolong mega korupsi karena melibatkan uang Negara sebesar Rp 6,7 triliun.
"Patut disayangkan, karena dari sisi opini KPK relatif memperoleh dukungan tinggi dari publik dibandingkan lembaga penegak hukum lainnya. Sayangnya, yang dilakukan KPK malah membongkar kasus berskala puluhan miliar, bukan ratusan, apalagi triliunan rupiah," kata mantan aktivis UI ini. (Ism)
"Dari pertanyaan yang dilemparkan diketahui publik menilai keseriusan KPK dalam menangani kasus Century hanya 25 persen. Untuk kasus Hambalang kepuasan publik tinggal 35 persen," kata Rico Marbun dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Minggu (30/6/2013).
Survei dilakukan sepanjang periode 19 Juni hingga 25 Juni 2013 terhadap 1.100 responden. Survei disebar ke 33 provinsi, dengan Margin of error sebesar 2.87 persen serta tingkat Kepercayaan sebesar 95 persen.
Survei ini, kata Rico, menanyakan beberapa kasus korupsi yang saat ini sering menjadi pemberitaan media massa. Seperti kasus suap impor daging sapi, kasus simulator, kasus suap PON, kasus korupsi Al Quran, kasus Century, dan kasus Hambalang.
"Hasil survei menunjukkan publik menilai keseriusan para pimpinan KPK menangani kasus korupsi besar, seperti dalam skandal Bank Century dan Hambalang hanya sebatas pada janji saja. Bahkan publik merasakan adanya kesenjangan keseriusan KPK dalam menangani kasus besar dan kasus yang lebih kecil," papar Rico.
Untuk kasus korupsi dengan potensi kerugian negara lebih kecil, keseriusan KPK di mata publik malah terlihat lebih tinggi. Berdasarkan hasil survei, kasus korupsi Al quran, publik menilai keseriusan KPK mencapai 55 persen, sedangkan untuk kasus suap PON keseriusan KPK mencapai 55 persen.
Lalu dalam kasus simulator SIM keseriusan KPK mencapai 57 persen. Dan yang lebih menarik, keseriusan terhadap kinerja KPK yang terbesar adalah dalam penanganan kasus suap impor daging sapi, yaitu 85 persen.
Lebih lanjut, Rico menjelaskan, sangat disayangkan keseriusan KPK dalam menangani skandal Century terlihat paling rendah dibandingkan kasus-kasus korupsi lainnya. Mengingat skandal Century tergolong mega korupsi karena melibatkan uang Negara sebesar Rp 6,7 triliun.
"Patut disayangkan, karena dari sisi opini KPK relatif memperoleh dukungan tinggi dari publik dibandingkan lembaga penegak hukum lainnya. Sayangnya, yang dilakukan KPK malah membongkar kasus berskala puluhan miliar, bukan ratusan, apalagi triliunan rupiah," kata mantan aktivis UI ini. (Ism)