Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik hilangnya 250 dinamit karena tidak adanya pengawasan yang ketat dari pihak keamanan. Padahal barang yang sangat sensitif itu diperlukan pengawalan yang ketat.
"Barang yang begitu sensitif cuma dikawal satu dua orang pasti kekurangan pengawasan," ujar Jusuf Kalla saat menghadiri peringatan HUT Bhayangkara 67 di Makobrimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Senin (1/7/2013).
Ia menilai akibat kurangnya pengamanan itu, membuat kelalaian yang tinggi. Ia pun menyayangkan ribuan dinamit yang diangkut 4 truk hanya dikawal satu atau dua petugas keamanan.
"Kalau kurang pengamanan, kelalaian pasti tinggi kan. kemungkinan lalainya pasti tinggi sekali cuma 2 orang padahal yang dikawal 5 truk. Tengah malam lagi, pasti kan susah itu," ungkap dia.
Sementara di tempat yang sama, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie menegaskan tim gabungan polisi dari Mabes Polri, Mapolda Metro Jaya, Mapolda Jawa Barat, dan Polresta Bogor tengah memeriksa saksi.
"Kasus dinamit masih diperiksa PAM Polri, masih cari. Diperiksa 15 orang, driver truk, kondektur, pegawai perusahaan penerima dan pengirim, di Polda Jabar," ucap Ronny.
Ronny pun menjelaskan ukuran Dinamit yang diangkut tersebut sekitar 5cm x 20cm dengan berat 200 gram. "Daya ledak sementara, low explosive, dan tidak dilengkapi detonator," ujar dia.
Namun ke 15 orang yang telah diperiksa hanya sebagai saksi yang dicurigai. Mereka diminta keterangannya dalam kasus hilangnya dinamit yang diangkut empat truk colt diesel yang berangkat dari gudang bahan peledak PT MNK di Subang. Truk itu mengangkut bahan peledak jenis amonium nitrat. (Sul/Ary)
"Barang yang begitu sensitif cuma dikawal satu dua orang pasti kekurangan pengawasan," ujar Jusuf Kalla saat menghadiri peringatan HUT Bhayangkara 67 di Makobrimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Senin (1/7/2013).
Ia menilai akibat kurangnya pengamanan itu, membuat kelalaian yang tinggi. Ia pun menyayangkan ribuan dinamit yang diangkut 4 truk hanya dikawal satu atau dua petugas keamanan.
"Kalau kurang pengamanan, kelalaian pasti tinggi kan. kemungkinan lalainya pasti tinggi sekali cuma 2 orang padahal yang dikawal 5 truk. Tengah malam lagi, pasti kan susah itu," ungkap dia.
Sementara di tempat yang sama, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie menegaskan tim gabungan polisi dari Mabes Polri, Mapolda Metro Jaya, Mapolda Jawa Barat, dan Polresta Bogor tengah memeriksa saksi.
"Kasus dinamit masih diperiksa PAM Polri, masih cari. Diperiksa 15 orang, driver truk, kondektur, pegawai perusahaan penerima dan pengirim, di Polda Jabar," ucap Ronny.
Ronny pun menjelaskan ukuran Dinamit yang diangkut tersebut sekitar 5cm x 20cm dengan berat 200 gram. "Daya ledak sementara, low explosive, dan tidak dilengkapi detonator," ujar dia.
Namun ke 15 orang yang telah diperiksa hanya sebagai saksi yang dicurigai. Mereka diminta keterangannya dalam kasus hilangnya dinamit yang diangkut empat truk colt diesel yang berangkat dari gudang bahan peledak PT MNK di Subang. Truk itu mengangkut bahan peledak jenis amonium nitrat. (Sul/Ary)