Pemberlakuan e-ticketing Kereta Api Listrik (KRL) Commuter Line memasuki hari kedua. Masih ada saja beberapa warga yang belum mengetahui cara menggunakan e-ticketing.
Hal ini masih ditemukan di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Warga tampak masih bingung saat ingin masuk atau keluar stasiun. Tak jarang, warga yang tertukar antara menempelkan kartu saat masuk dengan memasukan kartu ke dalam mesin saat keluar.
"Iya tadi agak bingung. Saya pikir sama kaya masuk ditempel, eh ternyata dimasukin," kata Badri, salah seorang pegawai swasta yang berkantor di Kawasan Salemba, saat ditemui di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Sementara Eka, penumpang lainnya mengatakan, sistem tiket yang baru ini memang cukup memakan waktu. Sebab, banyak warga yang juga belum mengetahui cara menggunakannya. "Kaya gini lama. Sudah kereta lama, pakai kartu juga lama," keluh Eka.
Dalam penerapan tiket elektronik ini, Stasiun Manggarai menyiapkan 6 mesin. Sebanyak 2 mesin untuk masuk dan 4 mesin untuk keluar. Untuk yang menggunakan single trip, penumpang cukup menempelkan kartu ke mesin untuk masuk dan memasukkan kartu ke mesin saat keluar. Sementara untuk multi-trip, baik masuk ataupun keluar penumpang cukup menempelkan kartu.
Sementara untuk harga juga ada perubahan. Dari semua menggunakan satu tarif, yakni Rp 9.000 kini tarif sesuai dengan jarak tempuh. Untuk 3 stasiun pertama hanya dikenakan tarif Rp 2.000 dan tambahan Rp 500 untuk setiap 3 stasiun berikutnya.
Salah seorang petugas keamanan stasiun, Muhammad mengatakan, antrean untuk keluar ataupun masuk biasanya terjadi karena penumpang ingin buru-buru. Hasilnya bukan semakin cepat, tapi kartu tidak diletakkan dengan pas sehingga pintu tidak membuka.
"Biasanya karena nggak sabaran saja. Jadi bukannya cepat malah makin lama. Penumpang di belakang nunggunya jadi lebih lama," terang Muhammad.
Pantauan Liputan6.com, meski antrean panjang masih tampak di loket tiket, antrean tidak sampai ke badan jalan seperti yang terjadi kemarin. Sementara, masih ada warga yang belum mengerti cara menggunakan sistem e-ticketing. Petugas keamanan stasiun tampak masih harus membimbing dan mengarahkan penumpang yang akan masuk ataupun keluar stasiun. (Frd/Ism)
Hal ini masih ditemukan di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Warga tampak masih bingung saat ingin masuk atau keluar stasiun. Tak jarang, warga yang tertukar antara menempelkan kartu saat masuk dengan memasukan kartu ke dalam mesin saat keluar.
"Iya tadi agak bingung. Saya pikir sama kaya masuk ditempel, eh ternyata dimasukin," kata Badri, salah seorang pegawai swasta yang berkantor di Kawasan Salemba, saat ditemui di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Sementara Eka, penumpang lainnya mengatakan, sistem tiket yang baru ini memang cukup memakan waktu. Sebab, banyak warga yang juga belum mengetahui cara menggunakannya. "Kaya gini lama. Sudah kereta lama, pakai kartu juga lama," keluh Eka.
Dalam penerapan tiket elektronik ini, Stasiun Manggarai menyiapkan 6 mesin. Sebanyak 2 mesin untuk masuk dan 4 mesin untuk keluar. Untuk yang menggunakan single trip, penumpang cukup menempelkan kartu ke mesin untuk masuk dan memasukkan kartu ke mesin saat keluar. Sementara untuk multi-trip, baik masuk ataupun keluar penumpang cukup menempelkan kartu.
Sementara untuk harga juga ada perubahan. Dari semua menggunakan satu tarif, yakni Rp 9.000 kini tarif sesuai dengan jarak tempuh. Untuk 3 stasiun pertama hanya dikenakan tarif Rp 2.000 dan tambahan Rp 500 untuk setiap 3 stasiun berikutnya.
Salah seorang petugas keamanan stasiun, Muhammad mengatakan, antrean untuk keluar ataupun masuk biasanya terjadi karena penumpang ingin buru-buru. Hasilnya bukan semakin cepat, tapi kartu tidak diletakkan dengan pas sehingga pintu tidak membuka.
"Biasanya karena nggak sabaran saja. Jadi bukannya cepat malah makin lama. Penumpang di belakang nunggunya jadi lebih lama," terang Muhammad.
Pantauan Liputan6.com, meski antrean panjang masih tampak di loket tiket, antrean tidak sampai ke badan jalan seperti yang terjadi kemarin. Sementara, masih ada warga yang belum mengerti cara menggunakan sistem e-ticketing. Petugas keamanan stasiun tampak masih harus membimbing dan mengarahkan penumpang yang akan masuk ataupun keluar stasiun. (Frd/Ism)