Sukses

Warga Bingung e-Ticket, Dirut PT KCJ: Itu Kesalahan Kami

Masyarakat masih bingung pada sistem e-Ticket yang diberlakukan PT KAI Commuter Line Jabodetabek (KCJ) mulai Senin, 1 Juli kemarin.

Masyarakat masih bingung pada sistem e-ticket yang diberlakukan PT KAI Commuter Line Jabodetabek (KCJ) mulai Senin 1 Juli kemarin. Namun PT KCJ menganggap itu hal yang wajar dan akan terus disosialisasikan.

Jika penumpang masih menemukan adanya kesalahan sistem, seperti pemotongan biaya yang tidak sesuai dengan jarak perjalanan, maka akan ditanggulangi langsung oleh PT KCJ.

"Sejauh itu benar-benar kesalahan kami, kami akan tanggulangi. Kami juga tidak kaku dan akan memberi toleransi. Bisa sebulan, dua bulan, atau lebih. Kita lihat perkembangannya," jelas Dirut PT KCJ Ignatius Tri Handoyo saat ditemui di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (2/7/2013).

Ia mengatakan, kepadatan dan sedikit kericuhan yang terjadi kemarin merupakan imbas dari penerapan sistem baru. Meski begitu dirinya menilai antusiasme penumpang cukup tinggi. Kepadatan lebih disebabkan adanya proses perubahan sistem dalam pembelian tiket.

"Biasanya Bogor-Jakarta Rp 9.000, pakai Rp 10.000 kembalinya Rp 1.000 gampang. Sekarang kan harus dihitung dulu. Ini yang membuat antrean semakin panjang," katanya.

Selain masalah antrean penumpang di loket, antrean juga terjadi di pintu masuk. Penumpang belum begitu paham cara menggunakan kartu single trip maupun multitrip di pintu masuk stasiun. Tak jarang, petugas keamanan turut sibuk membantu penumpang mengaplikasikan kartu itu.

Menanggapi hal itu, Tri mengatakan sosialisasi akan terus dilakukan PT KCJ. Waktu sosialisasi pun dilakukan sampai penumpang benar-benar mengerti cara menggunakannya.

"Sosialisasi yang paling efektif itu kan dengan menggunakan dan merasakan sendiri. Dari situ akan muncul masalah yang nantinya ditanyakan. Kita akan jelaskan sehingga penumpang mengerti. Ini kan barang baru masih butuh penyesuaian," demikian Tri. (Mut/Sss)