Bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) dibagikan untuk membantu masyarakat miskin. Tapi 18 desa di Kecamatan Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, dana itu justru dipotong dari masing-masing penerima Rp 100 hingga Rp 150 ribu tanpa alasan yang jelas.
Dalam sorotan Liputan 6 SCTV, Rabu (3/7/2013), di salah satu sudut ruang pembagian BLSM di Balaidesa Kwagean, Kecamatan Loceret, Nganjuk, Jatim, disediakan dus. Bukan sekadar dus, tapi dus itu untuk menambah uang hasil pemotongan dana BLSM dari 599 warga.
Seperti salah satu kakek tak bisa berbuat apa-apa saat petugas menyuruhnya menyerahkan uang Rp 100 ribu dari Rp 300 ribu yang diterimanya.
Warga mengaku tidak tahu apa maksud dari pemotongan dana tersebut. Saat dikonfirmasi Kepala Desa Kwagean enggan mengomentari kecurangan ini.
Di Desa Bajulan, Nganjuk, ratusan warga juga harus kecewa karena ada pemotongan BLSM. Perangkat desa mengaku pemotongan sudah sesuai kesepakatan dengan warga. Kecurangan ini tentu harus segera ditindaklanjuti pemerintah karena minimnya pengawasan. (Frd/Sss)
Dalam sorotan Liputan 6 SCTV, Rabu (3/7/2013), di salah satu sudut ruang pembagian BLSM di Balaidesa Kwagean, Kecamatan Loceret, Nganjuk, Jatim, disediakan dus. Bukan sekadar dus, tapi dus itu untuk menambah uang hasil pemotongan dana BLSM dari 599 warga.
Seperti salah satu kakek tak bisa berbuat apa-apa saat petugas menyuruhnya menyerahkan uang Rp 100 ribu dari Rp 300 ribu yang diterimanya.
Warga mengaku tidak tahu apa maksud dari pemotongan dana tersebut. Saat dikonfirmasi Kepala Desa Kwagean enggan mengomentari kecurangan ini.
Di Desa Bajulan, Nganjuk, ratusan warga juga harus kecewa karena ada pemotongan BLSM. Perangkat desa mengaku pemotongan sudah sesuai kesepakatan dengan warga. Kecurangan ini tentu harus segera ditindaklanjuti pemerintah karena minimnya pengawasan. (Frd/Sss)