Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan penentuan 1 Ramadan atau awal puasa akan ditetapkan pada 8 Juli mendatang melalui mekanisme sidang isbat.
"Penentuan Ramadhan Insya Allah akan dilakukan 8 Juli sore pukul 17.00 WIBmelalui sidang isbat. Memang sudah ada yang umumkan bulan puasa 1 Ramadan jatuh pada 9 Juli. Tapi pemerintah belum putuskan, karena itu pemerintah akan umumkan 8 Juli," ujar Suryadharma Ali di Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2013).
Suryadharma menjelaskan, mulai 1 Juli pihaknya mulai mendatangkan sejumlah organisasi Islam untuk mendengarkan laporan terkait pengamatan atau rukyat di berbagai tempat. Dari hasil tersebut kemudian disinkronisasikan secara ilmiah melalui hisab atau penghitungan.
"Dari situ kemudian akan diputuskan kapan jatuhnya 1 Ramadan. Itu akan selalu terjadi perbedaan antara pemerintah dan pihak lain, karena kriteria bulan terlihat di beberapa tempat derajatnya itu berbeda-beda. Ada 6 derajat, ada di bawah 2 derajat, bahkan ada 1 derajat," terangnya.
"Bahkan ada masyarakat di Sulawesi Selatan yang menghitung awal bulan itu menggunakan pasang surut air laut. Jadi perbedaan bisa terjadi," sambung Suryadharma.
Maka itu, Menag, selaku pihak pemerintah mengimbau, masyarakat untuk memahami adanya perbedaan. Namun hendaknya apa yang menjadi keputusan pemerintah dijadikan sebagai keputusan pemersatu dari perbedaan tersebut. "Tak bisa dicegah perbedaan itu," tandas Suryadharma. (Ein/Sss)
"Penentuan Ramadhan Insya Allah akan dilakukan 8 Juli sore pukul 17.00 WIBmelalui sidang isbat. Memang sudah ada yang umumkan bulan puasa 1 Ramadan jatuh pada 9 Juli. Tapi pemerintah belum putuskan, karena itu pemerintah akan umumkan 8 Juli," ujar Suryadharma Ali di Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2013).
Suryadharma menjelaskan, mulai 1 Juli pihaknya mulai mendatangkan sejumlah organisasi Islam untuk mendengarkan laporan terkait pengamatan atau rukyat di berbagai tempat. Dari hasil tersebut kemudian disinkronisasikan secara ilmiah melalui hisab atau penghitungan.
"Dari situ kemudian akan diputuskan kapan jatuhnya 1 Ramadan. Itu akan selalu terjadi perbedaan antara pemerintah dan pihak lain, karena kriteria bulan terlihat di beberapa tempat derajatnya itu berbeda-beda. Ada 6 derajat, ada di bawah 2 derajat, bahkan ada 1 derajat," terangnya.
"Bahkan ada masyarakat di Sulawesi Selatan yang menghitung awal bulan itu menggunakan pasang surut air laut. Jadi perbedaan bisa terjadi," sambung Suryadharma.
Maka itu, Menag, selaku pihak pemerintah mengimbau, masyarakat untuk memahami adanya perbedaan. Namun hendaknya apa yang menjadi keputusan pemerintah dijadikan sebagai keputusan pemersatu dari perbedaan tersebut. "Tak bisa dicegah perbedaan itu," tandas Suryadharma. (Ein/Sss)