Jutaan warga Mesir memadati alun-alun Tahrir di pusat Kota Kairo yang menuntut Presiden Mohammad Mursi mundur dari jabatannya sebagai Presiden Mesir. Warga yang berdemonstrasi kecewa dengan gaya kepemimpinan Mursi yang dianggap tidak berhasil memberikan kesejahteraan ekonomi dan membuat politik menjadi tak stabil.
Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (3/7/2013) memberitakan, tidak kenal waktu, siang dan malam ratusan ribu pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun Tahrir, mereka menyerukan agar Presiden Mursi turun dari jabatannya.
Ratusan ribu orang ini berharap penggulingan presiden bisa dilakukan. Seperti saat revolusi tahun 2011 terjadi, saat Presiden Husni Mubarak lengser. Mereka berharap agar mesir menjadi lebih baik. Suara harapan yang terus menggema terdengar di seluruh kawasan alun-alun.
Demo ini diwarnai dengan sorotan cahaya laser berwarna hijau yang membentuk pesan yang ingin disampaikan. Selain membentuk tulisan, laser ini juga membentuk gambar.
Senin 1 Juli lalu, pihak militer memberikan ultimatum kepada Presiden Mursi agar menyelesaikan konflik dalam waktu 48 jam. Tetapi Presiden Mursi yang dipilih melalui pemilihan umum bulan Juni tahun lalu menjawab ultimatum militer dan tuntutan ribuan rakyatnya dengan pernyataan dirinya tak akan mundur dari posisinya saat ini.
Hal ini menyebabkan situasi politik di mesir memanas dan potensi kerusuhan sudah ada di depan mata. (Sul/Mut)
Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (3/7/2013) memberitakan, tidak kenal waktu, siang dan malam ratusan ribu pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun Tahrir, mereka menyerukan agar Presiden Mursi turun dari jabatannya.
Ratusan ribu orang ini berharap penggulingan presiden bisa dilakukan. Seperti saat revolusi tahun 2011 terjadi, saat Presiden Husni Mubarak lengser. Mereka berharap agar mesir menjadi lebih baik. Suara harapan yang terus menggema terdengar di seluruh kawasan alun-alun.
Demo ini diwarnai dengan sorotan cahaya laser berwarna hijau yang membentuk pesan yang ingin disampaikan. Selain membentuk tulisan, laser ini juga membentuk gambar.
Senin 1 Juli lalu, pihak militer memberikan ultimatum kepada Presiden Mursi agar menyelesaikan konflik dalam waktu 48 jam. Tetapi Presiden Mursi yang dipilih melalui pemilihan umum bulan Juni tahun lalu menjawab ultimatum militer dan tuntutan ribuan rakyatnya dengan pernyataan dirinya tak akan mundur dari posisinya saat ini.
Hal ini menyebabkan situasi politik di mesir memanas dan potensi kerusuhan sudah ada di depan mata. (Sul/Mut)