Keinginan Partai Golkar meminang mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Purn Pramono Edhie Wibowo ternyata tidak main-main. Koalisi partai dianggap akan menjadi senjata untuk melabuhkan adik ipar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke partai berlambang pohon beringin tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Nurul Arifin mengatakan dengan kata 'koalisi', minat Partai Golkar untuk mendatangkan Pramono Edhie Wibowo akan menjadi lebih mudah. Tentunya tetap menjaga koalisi dengan kesepakatan kedua belah pihak.
"Justru minat itu malah lebih memudahkan karena kemudian namanya sebagai koalisi partai. Tapi jangan sampai Golkar merasa ke-GR-an (gede rasa), kita akan melihat dari realitas, dan rasionalitasnya. Kami tak ingin ada penolakan, koalisi itu akan berjalan dengan kesepakatan kedua belah pihak, tetap menghargai wibawa masing-masing calon. Penjajakan," kata Nurul di Jakarta, Kamis (4/7/2013).
Nurul Arifin menambahkan, pertimbangan untuk meminang Pramono Edhie sebagai cawapres pendamping Aburizal Bakrie, selain masalah etnis Jawa, paduan sipil militer adalah sebuah 2 realitas yang tidak bisa dipungkiri.
"Karena ada pertimbangan yang dimiliki ARB, misalnya dari etnis Jawa, sebagai populasi terbesar. Hal lainnya, ya karena beliau (Pramono Edhie) seorang militer dan melengkapi, kami coba pertimbangan itu sebagai padu padannya. Sebab kombinasi sipil militer, itu dua realitas yang tak bisa dipungkiri," jelasnya.
Lebih lanjut, politisi Golkar ini mengatakan, hingga saat ini Partai Golkar terus mempelajari kandidat potensial lainnya. Seperti Mahfud MD, Dahlan Iskan, dan Pramono Edhie Wibowo. (Ary/Mut)
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Nurul Arifin mengatakan dengan kata 'koalisi', minat Partai Golkar untuk mendatangkan Pramono Edhie Wibowo akan menjadi lebih mudah. Tentunya tetap menjaga koalisi dengan kesepakatan kedua belah pihak.
"Justru minat itu malah lebih memudahkan karena kemudian namanya sebagai koalisi partai. Tapi jangan sampai Golkar merasa ke-GR-an (gede rasa), kita akan melihat dari realitas, dan rasionalitasnya. Kami tak ingin ada penolakan, koalisi itu akan berjalan dengan kesepakatan kedua belah pihak, tetap menghargai wibawa masing-masing calon. Penjajakan," kata Nurul di Jakarta, Kamis (4/7/2013).
Nurul Arifin menambahkan, pertimbangan untuk meminang Pramono Edhie sebagai cawapres pendamping Aburizal Bakrie, selain masalah etnis Jawa, paduan sipil militer adalah sebuah 2 realitas yang tidak bisa dipungkiri.
"Karena ada pertimbangan yang dimiliki ARB, misalnya dari etnis Jawa, sebagai populasi terbesar. Hal lainnya, ya karena beliau (Pramono Edhie) seorang militer dan melengkapi, kami coba pertimbangan itu sebagai padu padannya. Sebab kombinasi sipil militer, itu dua realitas yang tak bisa dipungkiri," jelasnya.
Lebih lanjut, politisi Golkar ini mengatakan, hingga saat ini Partai Golkar terus mempelajari kandidat potensial lainnya. Seperti Mahfud MD, Dahlan Iskan, dan Pramono Edhie Wibowo. (Ary/Mut)