Menanggapi kemungkinan adanya perbedaan penetapan 1 Ramadan tahun ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Haji Ma'ruf Amin meminta masyarakat untuk tidak berselisih karena perbedaan tersebut.
"Kemungkinan besar awal Ramadan akan berbeda. Muhammadiyah akan memulai puasa pada Selasa, sementara pemerintah baru ditentukan nanti sore, namun kemungkinan besar akan memulainya pada Rabu 10 Juli lusa," ujar Ma'ruf Amin dalam di Kantor MUI, Jakarta Pusat.
Ia menjelaskan perbedaan terjadi karena metode yang digunakan untuk menentukan awal puasa juga berbeda. Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal, sementara NU berpegang pada rukyat. Ia minta masyarakat bersikap toleran dan tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan termasuk perbedaan paham keagamaan serta menghindarkan diri dari perbuatan yang sia-sia.
"Umat Islam hendaknya tetap menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyah dengan tetap mendudukkan perbedaan sebagai rahmat," kata Ma'ruf.
Pemerintah akan menggelar sidang Isbat bersama ormas-ormas Islam Tanah Air di Kantor Kementerian Agama. Melalui mekanisme sidang itu, Kemenag akan menetapkan tanggal dimulainya puasa 1 Ramadan 1434 Hijriah.
Pantauan Liputan 6 SCTV, Senin (8/7/2013), sejumlah pimpinan ormas mulai berdatangan untuk menghadiri sidang Isbat. Selain itu, beberapa duta besar negara sahabat, anggota Komisi VIII DPR, pimpinan Majelis Ulama Indonesia juga dijadwalkan hadir. Sidang Isbat dijadwalkan dimulai pukul 17.00 WIB.
Sebelumnya, Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama juga telah disebar di berbagai titik untuk melakukan pengamatan hilal. Seperti yang dilakukan sejumlah astronom di observatorium Bosscha, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung Barat, Bandung, Jawa Barat. (Adi/Mut)
"Kemungkinan besar awal Ramadan akan berbeda. Muhammadiyah akan memulai puasa pada Selasa, sementara pemerintah baru ditentukan nanti sore, namun kemungkinan besar akan memulainya pada Rabu 10 Juli lusa," ujar Ma'ruf Amin dalam di Kantor MUI, Jakarta Pusat.
Ia menjelaskan perbedaan terjadi karena metode yang digunakan untuk menentukan awal puasa juga berbeda. Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal, sementara NU berpegang pada rukyat. Ia minta masyarakat bersikap toleran dan tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan termasuk perbedaan paham keagamaan serta menghindarkan diri dari perbuatan yang sia-sia.
"Umat Islam hendaknya tetap menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyah dengan tetap mendudukkan perbedaan sebagai rahmat," kata Ma'ruf.
Pemerintah akan menggelar sidang Isbat bersama ormas-ormas Islam Tanah Air di Kantor Kementerian Agama. Melalui mekanisme sidang itu, Kemenag akan menetapkan tanggal dimulainya puasa 1 Ramadan 1434 Hijriah.
Pantauan Liputan 6 SCTV, Senin (8/7/2013), sejumlah pimpinan ormas mulai berdatangan untuk menghadiri sidang Isbat. Selain itu, beberapa duta besar negara sahabat, anggota Komisi VIII DPR, pimpinan Majelis Ulama Indonesia juga dijadwalkan hadir. Sidang Isbat dijadwalkan dimulai pukul 17.00 WIB.
Sebelumnya, Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama juga telah disebar di berbagai titik untuk melakukan pengamatan hilal. Seperti yang dilakukan sejumlah astronom di observatorium Bosscha, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung Barat, Bandung, Jawa Barat. (Adi/Mut)