Liputan6.com, Padang: Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menemukan alat berguna bagi orang banyak. Tengok saja yang dilakukan Zamrisyaf, staf Pengembangan Usaha PT PLN Wilayah Sumatra Barat. Baru-baru ini, Zamrisyaf menemukan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) dengan sistem bandulan. Selain relatif murah--sekitar Rp 3 juta--pembangkit ini mampu memproduksi daya listrik sekitar tiga kilowatt.
Menurut Zamrisyaf, pembangkit sistem bandulan ini biaya pembuatannya murah, dapat dipindahkan sesuai keinginan, mudah dioperasikan, akrab lingkungan, dan kapasitas atau daya yang dihasilkan cukup menjanjikan. Kendati begitu, dia menekankan, operasional pembangkit ini sangat tergantung pada besarnya gelombang laut yang menggoyang rakit.
Zamrisyaf mengungkapkan, ide pembuatannya berawal saat dipindahtugaskan dari Tanjungpinang ke Tanjungbatu. Saat itu, dia melihat sebuah drum yang diayunkan gelombang laut dan memikirkan cara untuk mengoptimalkan kekuatan gelombang menjadi suatu energi. "Itu awal dari penemuan pembangkit listrik ini," kata Zamrisyaf.
Kendati begitu, bagi Zamrisyaf, penemuan pembangkit listrik ini bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, pada 1989, dia juga menemukan pembangkit listrik tenaga air mini. Sama halnya dengan pembangkit tenaga gelombang laut, daya lisrik yang dihasilkan pembangkit tenaga air mini juga tergantung besarnya ponton rakitan dan bandulan. Namun, biaya pembuatan pembangkit ini mencapai Rp 7 juta untuk menghasilkan daya hingga 3 kilowatt.(ORS/Denni Risman)
Menurut Zamrisyaf, pembangkit sistem bandulan ini biaya pembuatannya murah, dapat dipindahkan sesuai keinginan, mudah dioperasikan, akrab lingkungan, dan kapasitas atau daya yang dihasilkan cukup menjanjikan. Kendati begitu, dia menekankan, operasional pembangkit ini sangat tergantung pada besarnya gelombang laut yang menggoyang rakit.
Zamrisyaf mengungkapkan, ide pembuatannya berawal saat dipindahtugaskan dari Tanjungpinang ke Tanjungbatu. Saat itu, dia melihat sebuah drum yang diayunkan gelombang laut dan memikirkan cara untuk mengoptimalkan kekuatan gelombang menjadi suatu energi. "Itu awal dari penemuan pembangkit listrik ini," kata Zamrisyaf.
Kendati begitu, bagi Zamrisyaf, penemuan pembangkit listrik ini bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, pada 1989, dia juga menemukan pembangkit listrik tenaga air mini. Sama halnya dengan pembangkit tenaga gelombang laut, daya lisrik yang dihasilkan pembangkit tenaga air mini juga tergantung besarnya ponton rakitan dan bandulan. Namun, biaya pembuatan pembangkit ini mencapai Rp 7 juta untuk menghasilkan daya hingga 3 kilowatt.(ORS/Denni Risman)