Sukses

Korban Gempa Aceh Salat Tarawih Pertama di Tenda Pengungsian

Tiga anak perempuan berlari-lari. Tampak terburu-buru, hingga mukenannya terkibas-kibas. Mereka adalah anak-anak korban gempa Aceh.

Tiga anak perempuan berlari-lari. Tampak terburu-buru, hingga mukenannya terkibas-kibas. Mereka adalah anak-anak korban gempa Aceh yang hendak salat tarawih pertama, Rabu (10/7/2013).

Pantauan Liputan6.com, mereka bukan salat di masjid atau musala, melainkan ke sebuah tenda warna hijau. Tepat di sudut sebuah lapangan yang disulap menjadi Posko Tanggap Darurat bagi para pengungsi korban gempa Aceh.

Sampai di tenda, sudah berbaris para jamaah lain. Tiga anak tadi pun kemudian duduk mengambil sela di antara para jamaah.

Tak lama kemudian, di paling depan, sang imam mengambil posisi. Salat Isya pun ditunaikan, sebelum tarawih dilaksanakan.

Begitulah suasana tarawih pertama bagi para pengungsi. Rumah-rumah serta banyak masjid yang rata tanah saat guncangan 6,2 skala Richter pada Selasa 2 Juli lalu.

Mereka tak peduli kondisi dan keadaannya seperti apa, sebagai umat Islam, tetap tarawih bersama para petugas penanganan bencana dari berbagai instansi terkait.

"Assolatull Tarwih Rohimakumullah," ucap Imam. Jamaah pun berdiri. Mengambil posisi.

"Allahu Akbar." Makmum serentak mengikuti Imam. Salat tarawih pun dimulai. (Mut)