Buku pelajaran SD berbau porno yang dinilai tidak sesuai untuk para siswa kembali ditemukan. Buku itu ditemukan di 2 Sekolah Dasar di Bogor, Jawa Barat. Isi buku bahasa Indonesia awalnya adalah cerita anak gembala dan induk serigala tetapi terdapat kalimat-kalimat dengan konten porno seperti cerita seorang pria yang masuk warung remang-remang.
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Kamis (11/7/21013), suasana liburan di SD Negeri Polisi 4 Bogor masih terasa. Tetapi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor tengah mengadakan sidak ke sekolah ini karena menerima laporan adanya buku SD yang berisi konten porno.
Dalam buku 'Aku Senang Belajar Bahasa Indonesia' untuk kelas 6 SD, siswa diminta membaca soal cerita anak gembala dan induk serigala. Tetapi dalam cerita pada halaman 55-60 terdapat kalimat-kalimat bacaan bila dipersepsikan menimbulkan asumsi porno. Materi bacaannya tentang seorang pria yang masuk warung remang-remang yang di dalam ceritanya sangat tidak layak untuk siswa SD. Dalam buku itu tertulis.
"... dari tempat hina di dunia ini, warung remang-remang tempat dia menjajakan badan, jakunnya bergerak turun naik melihat kemolekan perempuan itu, akhrinya terjadilah peristiwa yang merenggut kegadisanya, yang mengakibatkan tumbuhnya janin di perutnya "
"Rasanya kurang layak untuk anak-anak terutama siswa SD kelas 6 karena di dalam cerita itu menceritakan seorang pria yang masuk warung remang-remang," kata Wakil Kepsek SDN Polisi 4, Dentis Sutisna.
"Kami akan tarik buku tersebut dan menghubungi penerbit untuk menarik seluruh buku tersebut dari sekolah-sekolah," Kata Kabid Dikdas Disdik Kota Bogor, Daan S Hamzah.
Banyak orangtua murid yang sudah mengeluh dengan keberadaan buku ini yang segera direspon dinas pendidikan yang berencana menarik keberadaan buku ini. Apalagi buku ini adalah buku tambahan yang dijual sendiri oleh pihak sekolah padahal buku pelajaran pokok sudah diberikan secara gratis.
Saat dikonfirmasi, pihak penerbit CV Graphia Buana, Bogor Utara, belum bersedia memberikan keterangan atas isi buku yang berbau porno ini.
Sebelumnya di beberapa daerah juga ditemukan beberapa konten porno di buku-buku pelajaran SD. Pengawasan dari guru dan dinas pendidikan terus diperlukan agar peredaran buku berbau porno tidak sempat jatuh ke tangan para siswa. (Adi/Ism)
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Kamis (11/7/21013), suasana liburan di SD Negeri Polisi 4 Bogor masih terasa. Tetapi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor tengah mengadakan sidak ke sekolah ini karena menerima laporan adanya buku SD yang berisi konten porno.
Dalam buku 'Aku Senang Belajar Bahasa Indonesia' untuk kelas 6 SD, siswa diminta membaca soal cerita anak gembala dan induk serigala. Tetapi dalam cerita pada halaman 55-60 terdapat kalimat-kalimat bacaan bila dipersepsikan menimbulkan asumsi porno. Materi bacaannya tentang seorang pria yang masuk warung remang-remang yang di dalam ceritanya sangat tidak layak untuk siswa SD. Dalam buku itu tertulis.
"... dari tempat hina di dunia ini, warung remang-remang tempat dia menjajakan badan, jakunnya bergerak turun naik melihat kemolekan perempuan itu, akhrinya terjadilah peristiwa yang merenggut kegadisanya, yang mengakibatkan tumbuhnya janin di perutnya "
"Rasanya kurang layak untuk anak-anak terutama siswa SD kelas 6 karena di dalam cerita itu menceritakan seorang pria yang masuk warung remang-remang," kata Wakil Kepsek SDN Polisi 4, Dentis Sutisna.
"Kami akan tarik buku tersebut dan menghubungi penerbit untuk menarik seluruh buku tersebut dari sekolah-sekolah," Kata Kabid Dikdas Disdik Kota Bogor, Daan S Hamzah.
Banyak orangtua murid yang sudah mengeluh dengan keberadaan buku ini yang segera direspon dinas pendidikan yang berencana menarik keberadaan buku ini. Apalagi buku ini adalah buku tambahan yang dijual sendiri oleh pihak sekolah padahal buku pelajaran pokok sudah diberikan secara gratis.
Saat dikonfirmasi, pihak penerbit CV Graphia Buana, Bogor Utara, belum bersedia memberikan keterangan atas isi buku yang berbau porno ini.
Sebelumnya di beberapa daerah juga ditemukan beberapa konten porno di buku-buku pelajaran SD. Pengawasan dari guru dan dinas pendidikan terus diperlukan agar peredaran buku berbau porno tidak sempat jatuh ke tangan para siswa. (Adi/Ism)