Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui menerima pesan singkat (SMS) dari salah seorang narapidana di LP Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara. Narapidana itu mengeluhkan mengenai buurknya fasilitas listrik dan air.
"Inti (SMS)-nya, 'Pak SBY jangan salah terima, kami bukan berarti tidak ingin melakukan sesuatu, tetapi listrik dan air penyebabnya dan tidak ada respin yang memadai. Ada provokator memang'" kata SBY di Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Sabtu (13/7/2013).
SBY pun menilai pemerintah harus memenuhi hak dasar para napi. "Ini bulan Ramadan banyak yang diantara mereka juga yang berpuasa, jadi jangan karena narapidana lantas kehilangan dasarnya, ini prinsip," ujarnya.
Kerusuhan di LP Tanjung Gusta terjadi pada Kamis 11 Juli malam. Insiden itu mengakibatkan 5 orang tewas, yakni 2 petugas Lapas Kepala Seksi Registrasi Lapas Tanjung Gusta Medan Bona Situngkir dan pegawai lapas HN Naibaho. 3 Korban tewas lainnya adalah narapidana.
Sementara itu, masih ada sekitar 127 napi yang melarikan diri. Diantaranya adalah 4 narapidana kasus terorisme. (Ary)
"Inti (SMS)-nya, 'Pak SBY jangan salah terima, kami bukan berarti tidak ingin melakukan sesuatu, tetapi listrik dan air penyebabnya dan tidak ada respin yang memadai. Ada provokator memang'" kata SBY di Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Sabtu (13/7/2013).
SBY pun menilai pemerintah harus memenuhi hak dasar para napi. "Ini bulan Ramadan banyak yang diantara mereka juga yang berpuasa, jadi jangan karena narapidana lantas kehilangan dasarnya, ini prinsip," ujarnya.
Kerusuhan di LP Tanjung Gusta terjadi pada Kamis 11 Juli malam. Insiden itu mengakibatkan 5 orang tewas, yakni 2 petugas Lapas Kepala Seksi Registrasi Lapas Tanjung Gusta Medan Bona Situngkir dan pegawai lapas HN Naibaho. 3 Korban tewas lainnya adalah narapidana.
Sementara itu, masih ada sekitar 127 napi yang melarikan diri. Diantaranya adalah 4 narapidana kasus terorisme. (Ary)