Sukses

Mesin Rusak di Papua, Merpati Batal Terbang ke Jakarta & Surabaya

Ratusan pemakai jasa penerbangan PT Merpati Nusantara Airlines nomor penerbangan MZ767 tujuan Jakarta dan Surabaya batal terbang hari ini.

Ratusan pemakai jasa penerbangan PT Merpati Nusantara Airlines nomor penerbangan MZ767 tujuan Jakarta dan Surabaya batal terbang, Senin (15/7/2013). Penyebabnya, mesin pesawat rusak di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Salah satu pemakai jasa penerbangan itu, Wahyudi, mengatakan dirinya bersama yang lain kini diinapkan di beberapa hotel yang ada di kota itu. "Seharusnya kami berangkat sejak pukul 11.00 WIT dari Bandara Sentani, tetapi belum sempat naik pesawat, kami diberitahu penerbangan dibatalkan. Penginapan dan lain-lain disediakan Merpati sesuai peraturan," kata Wahyudi.

PT Merpati Nusantara Airlines belakangan disorot lagi terkait kinerja manajemennya yang dinilai tidak memuaskan. Kementerian BUMN mencoba mengurai masalah itu dengan menawarkan saham maskapai penerbangan itu kepada banyak pihak atau menutup sisi operasional penerbangan plus mempertahankan jasa perawatan pesawat terbang di Surabaya melalui PT Merpati Maintenance Facility.

Dengan misinya menjadi jembatan udara, terutama di pelosok dan kawasan terpencil nusantara, Merpati sering menjadi ladang 'percobaan kebijakan' oleh para elite. Di antaranya penyodoran 14 unit MA60 buatan Xian Aircraft Industries, China, yang diketahui performansinya buruk.

Untuk misi penerbangan perintis, PT Merpati Nusantara Airlines menjadi operator penerbangan pertama CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia, yang terbukti cocok untuk keperluan itu dengan biaya operasional dan perawatan minim.

Namun dalam perjalanan, suntikan dana pengembangan usaha dari perbankan nasional tidak dikawal pemerintah dengan sepenuh hati. Pada sisi lain, PT Dirgantara Indonesia sebagai penyedia pesawat terbang yang pas dengan keperluan domestik dalam tarif terjangkau itu (CN-235 dan NC-212 Aviocar) juga setali tiga uang.

Bank-bank nasional tidak mendapat jaminan pemerintah untuk mendanai pembuatan pesawat terbang. Padahal hingga saat ini PT Dirgantara Indonesia masih industri penerbangan konkrit terbesar di Asia Tenggara.

Maskapai penerbangan nasional 'dibiarkan' pemerintah membeli dari pabrikan mancanegara. Padahal produk-produk PT Dirgantara Indonesia terbukti berkualitas standar dunia, di antaranya CN-325 yang dijadikan pesawat patroli maritim Angkatan Udara Korea Selatan, dan pesawat terbang VVIP Kesultanan Brunei Darussalam.

PT Merpati Nusantara Airlines kemudian dinyatakan tidak layak bank, sementara banyak BUMN lain yang dikawal sepenuh hati oleh pemerintah, semata karena menguntungkan secara bisnis.

Ini semakin memperparah kondisi maskapai penerbangan yang berdiri pada 1967 itu, selain mismanajemen yang lama terjadi. Menurut Wahyudi, mereka akan diberangkatkan kembali pada keesokan harinya 16 Juli 2013 tanpa ada kejelasan waktu keberangkatan.

Selain pesawat terbang rute Jayapura-Surabaya, pesawat terbang Merpati rute Jayapura-Jakarta yang melalui Timika pun batal berangkat. Kedua pesawat ini rusak mesinnya. Bahkan salah satu pesawat jurusan Jakarta sudah sempat lepas landas dan harus kembali lagi karena salah satu mesinnya mati. (Ant/Riz/Mut)