Setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Tanah Abang dan mengecek kondisi gedung Blok G, Walikota Jakarta Pusat Saefullah beserta stafnya terlihat langsung menstop Kopaja 19 untuk kembali ke kantor di Tanah Abang.
Rombongan Walikota direncanakan akan memunggu mobil operasional dari kantor Walikota sendiri. Namun dikarenakan kondisi jalanan macet dan jarak parkir juga jauh sehingga membuat efisiensi waktu terganggu.
Pantauan Liputan6.com, Senin (15/7/2013), Saefullah langsung memberhentikan Kopaja 19 didampingi para stafnya yang berbaju hijau. Dengan sigap, mereka langsung menaiki angkutan umum tersebut, yang memang sedang dalam keadaan kosong.
Sidak yang dilakukan Saefullah ini berkaitan dengan penertipan pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Wahid Hasyim. Hal ini dilakukan karena sudah dianggap mengganggu kenyamanan lalu lintas.
Saefullah mengatakan, kendaraan bermotor dengan pedagang itu tempatnya berbeda. Jika disatukan, akan membuat kuota jalanan untuk kendaraan bermotor menjadi lebih sempit.
"Saya selalu punya keinginan jalanan ini dijadikan sesuai peruntukannya. Jalanan harus untuk motor dan mobil dan pedagang ditempatnya. Jangan disamakan seperti yang kita lihat ini," tuturnya.
Saefullah mengatakan kemacetan akibat ulah para pedagang kaki lima harus diselesaikan. Ia menambahkan, Gedung Blok G Tanah Abang bisa dijadikan lokasi penampungan semua PKL dengan daya tampung yang besar. (Sul/Mut)
Rombongan Walikota direncanakan akan memunggu mobil operasional dari kantor Walikota sendiri. Namun dikarenakan kondisi jalanan macet dan jarak parkir juga jauh sehingga membuat efisiensi waktu terganggu.
Pantauan Liputan6.com, Senin (15/7/2013), Saefullah langsung memberhentikan Kopaja 19 didampingi para stafnya yang berbaju hijau. Dengan sigap, mereka langsung menaiki angkutan umum tersebut, yang memang sedang dalam keadaan kosong.
Sidak yang dilakukan Saefullah ini berkaitan dengan penertipan pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Wahid Hasyim. Hal ini dilakukan karena sudah dianggap mengganggu kenyamanan lalu lintas.
Saefullah mengatakan, kendaraan bermotor dengan pedagang itu tempatnya berbeda. Jika disatukan, akan membuat kuota jalanan untuk kendaraan bermotor menjadi lebih sempit.
"Saya selalu punya keinginan jalanan ini dijadikan sesuai peruntukannya. Jalanan harus untuk motor dan mobil dan pedagang ditempatnya. Jangan disamakan seperti yang kita lihat ini," tuturnya.
Saefullah mengatakan kemacetan akibat ulah para pedagang kaki lima harus diselesaikan. Ia menambahkan, Gedung Blok G Tanah Abang bisa dijadikan lokasi penampungan semua PKL dengan daya tampung yang besar. (Sul/Mut)