Sukses

Komnas HAM Siap Selidiki Insiden `Tinju Berdarah` Nabire

Peristiwa yang menewaskan nyawa 17 orang ini dinilai tak akan terjadi jika pertandingan tinju Bupati Cup dikelola secara profesional.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bersiap untuk menyelidiki kasus pertandingan tinju berujung maut di Nabire, Papua, pada Minggu 14 Juli lalu. Peristiwa yang menewaskan nyawa 17 orang ini dinilai tak akan terjadi jika pertandingan tinju Bupati Cup dikelola secara profesional.

"Dalam catatan Komnas HAM, peristiwa ini merupakan tragedi kemanusiaan yang pertama kali terjadi pada event olahraga tinju di Indonesia, yang merenggut jumlah nyawa manusia terbanyak," kata Ketua Sub Komisi Pemantauan dan Penyelidikan Pelanggaran HAM Komnas HAM Natalius Pigai melalui pesan singkatnya kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (16/7/2013).

"Maka itu Komnas HAM memutuskan untuk melakukan pemantauan dan penyelidikan atas kasus ini," imbuh Natalius.

Menurutnya, seharusnya Pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Papua bersama Pemerintah Daerah Papua dapat menyelenggarakan acara ini secara profesional.

Sementara itu, Ketua Bidang Komisi Teknik Pengda Pertina Papua, Carol Renwarin mengklaim telah menemukan fakta baru penyebab pertandingan 'tinju berdarah' itu. Sejumlah penonton yang tengah mabuk minuman keras lah yang memicu keributan ini. Mereka diduga kesal saat tak diizinkan untuk bertemu dengan Bupati Nabire.

"Nah, saya mengira dari sinilah masalah itu berasal muncul. Karena pelarangan dari aparat atau security kepada warga yang mabuk itu berujung pada kursi-kursi yang melayang (dilempar) ke arah bupati dan tamu undangan," ungkap Carol. (Ndy/Mut)