Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok curiga ada oknum Pegawai Negeri Sipil pada Dinas pekerjaan Umum (PU) DKI yang sengaja menebar fitnah. Sehingga petugas kebersihan di Pintu Air Manggarai yang tidak digaji selama 4 bulan melakukan aksi mogok. Ahok berjanji akan mencari oknum yang sengaja menebar fitnah itu.
"Banyak oknum setannya di situ gitu lho. Saya belum periksa tuh Dinas PU yang nyolong-nyolong nggak karuan semua. Konsultan-konsultan semua. Jadi nggak usah fitnah-fitnah, ngarang-ngarang kayak gitu," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Ahok mengaku khawatir ada oknum di Dinas PU yang sengaja menahan anggaran supaya sampah menumpuk di mana-mana. Dia menduga ada petakompli atau pembenturan yang menghadapkan Pemprov DKI pilihan yang tidak tepat.
"Sama seperti tahun lalu, Pak Erry (Mantan Kadis PU) kan dulu begitu. Sunter dan Pasar Ikan tergenang sampah. Alasannya, anggaran diputus. Begitu kami turunkan alat kerja, beres tuh. Kami curiga, ada apa? Dia sengaja mau petakompli kami karena hemat uang," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
Menurut Ahok, selama ini ada pembiaran, sehingga sampah menumpuk di Jakarta. Oknum yang tidak bertanggung jawab itu dia tengarai sengaja tidak membuang sampah tersebut dengan alasan anggaran tidak cukup. Sehingga pengurangan anggaran dari Pemrov DKI pun dinilai telah menghambat pengerjaan program dinas.
Ahok meminta media mencatat siapapun pegawai Pemrov DKI yang mengungkapkan hal itu. Sebab, dia menilai di kalangan Pemrov DKI banyak pegawai yang tidak berani mengungkapkan opininya secara langsung, tapi malah mengungkapkan hal yang tidak mendasar dan bermuatan politik.
"Jadi memang ada mafia di sini, PNS yang tidak puas tapi pengecut. Saya sudah bilang kalau tidak suka di DKI, mohon maaf saja kami masih punya jatah 51 bulan di sini. Kalau nggak senang, keluar! Saya tandatangani suratnya," ujar Ahok. (Eks/Ism)
"Banyak oknum setannya di situ gitu lho. Saya belum periksa tuh Dinas PU yang nyolong-nyolong nggak karuan semua. Konsultan-konsultan semua. Jadi nggak usah fitnah-fitnah, ngarang-ngarang kayak gitu," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Ahok mengaku khawatir ada oknum di Dinas PU yang sengaja menahan anggaran supaya sampah menumpuk di mana-mana. Dia menduga ada petakompli atau pembenturan yang menghadapkan Pemprov DKI pilihan yang tidak tepat.
"Sama seperti tahun lalu, Pak Erry (Mantan Kadis PU) kan dulu begitu. Sunter dan Pasar Ikan tergenang sampah. Alasannya, anggaran diputus. Begitu kami turunkan alat kerja, beres tuh. Kami curiga, ada apa? Dia sengaja mau petakompli kami karena hemat uang," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
Menurut Ahok, selama ini ada pembiaran, sehingga sampah menumpuk di Jakarta. Oknum yang tidak bertanggung jawab itu dia tengarai sengaja tidak membuang sampah tersebut dengan alasan anggaran tidak cukup. Sehingga pengurangan anggaran dari Pemrov DKI pun dinilai telah menghambat pengerjaan program dinas.
Ahok meminta media mencatat siapapun pegawai Pemrov DKI yang mengungkapkan hal itu. Sebab, dia menilai di kalangan Pemrov DKI banyak pegawai yang tidak berani mengungkapkan opininya secara langsung, tapi malah mengungkapkan hal yang tidak mendasar dan bermuatan politik.
"Jadi memang ada mafia di sini, PNS yang tidak puas tapi pengecut. Saya sudah bilang kalau tidak suka di DKI, mohon maaf saja kami masih punya jatah 51 bulan di sini. Kalau nggak senang, keluar! Saya tandatangani suratnya," ujar Ahok. (Eks/Ism)