Hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB) terdapat 5 calon presiden yang paling diingat publik. Ada sejumlah nama capres yang mengemuka antara lain Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, Joko Widodo, dan Megawati Soekarnoputri. Lantas siapa yang paling diingat publik?
"Nama Ical (Abu Rizal Bakrie) paling diingat publik karena seringnya pemberitaan media," ujar peneliti PDB Agus Herta S di Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Menurut Agus, hasil survei Ical memperoleh angka 21,82 persen, Prabowo 20,59 persen, Jokowi 17,46 persen, dan Megawati 14,42 persen. Wiranto dan lainya cukup jauh tertinggal yakni 5,88 persen, Jusuf Kalla 4,84 persen, Hatta Radjasa 2,28 persen, Mahfud MD 0,85 persen.
Sementara capres lainya Dahlan Iskan, hanya memperoleh 0,66 persen. Sedangkan Pramono Edhie Wibowo 0,09 persen, Chairul Tanjung 0,09. Dan mereka yang tidak memilih 11,01 persen.
Survei ini dilaksanakan pada 11 Juni sampai 18 Juni 2013 menggunakan metode wawancara tatap muka dengan quisioner terstruktur yang dilakukan di kediaman responden. Wawancara dilakukan terhadap 1.200 responden di 30 provinsi di seluruh Indonesia. Margin of error sebesar 2,8 persen.
Usia responden minimum 17 tahun atau sudah menikah dengan menggunakan sampel secara acak (probability sampling). Cara penarikan sampel acak bertingkat mencakup semua kecamatan, 10 responden setiap keluarahan atau desa. (Ali)
"Nama Ical (Abu Rizal Bakrie) paling diingat publik karena seringnya pemberitaan media," ujar peneliti PDB Agus Herta S di Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Menurut Agus, hasil survei Ical memperoleh angka 21,82 persen, Prabowo 20,59 persen, Jokowi 17,46 persen, dan Megawati 14,42 persen. Wiranto dan lainya cukup jauh tertinggal yakni 5,88 persen, Jusuf Kalla 4,84 persen, Hatta Radjasa 2,28 persen, Mahfud MD 0,85 persen.
Sementara capres lainya Dahlan Iskan, hanya memperoleh 0,66 persen. Sedangkan Pramono Edhie Wibowo 0,09 persen, Chairul Tanjung 0,09. Dan mereka yang tidak memilih 11,01 persen.
Survei ini dilaksanakan pada 11 Juni sampai 18 Juni 2013 menggunakan metode wawancara tatap muka dengan quisioner terstruktur yang dilakukan di kediaman responden. Wawancara dilakukan terhadap 1.200 responden di 30 provinsi di seluruh Indonesia. Margin of error sebesar 2,8 persen.
Usia responden minimum 17 tahun atau sudah menikah dengan menggunakan sampel secara acak (probability sampling). Cara penarikan sampel acak bertingkat mencakup semua kecamatan, 10 responden setiap keluarahan atau desa. (Ali)