Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan sudah memeriksa 15 dari 20 saksi yang dipanggil terkait pertandingan tinju piala bupati Nabire yang berujung tewasnya 18 orang. Bupati Nabire Isaias Douw juga mulai dimintai keterangan.
"Ke-20 orang tersebut baik saksi, panitia, aparat keamanan termasuk investigasi internal juga untuk memeriksa masalah keamanannya," kata Tito di Jayapura, Papua, Kamis (18/7/2013).
Tito menjelaskan, untuk Bupati Nabire, pihaknya baru meminta keterangan saja, "Belum dilakukan pemeriksaan."
Saat ini, aparat gabungan yang terdiri dari TNI dan Polri masih disiagakan di Kabupaten Nabire, Papua, setelah terjadinya rusuh pada Minggu 14 Juli yang lalu. Aparat gabungan ini akan disiagakan hingga satu minggu kedepan.
Aparat gabungan itu disiagakannya untuk mengantisipasi isu-isu yang berkembang paskakejadian. Sebab, banyak isu beredar bahwa korban yang meninggal diakibatkan santet, racun, dan perkelahian. Polisian juga memperketat pengamanan kantor bupati dan rumah bupati.
Sebelumnya, dari laporan sementara terungkap, membludaknya penonton terjadi saat Bupati Nabire Isaias Douw masuk GOR. Masyarakat yang berada di luar GOR meminta untuk diperbolehkan masuk sehingga Bupati Nabire kemudian mengizinkannya tanpa membeli karcis.
"Kebijakan itu menyebabkan masyarakat berduyun-duyun memasuki GOR hingga melebihi daya tampung," ujar Tito. (Ant/Eks/Mut)
"Ke-20 orang tersebut baik saksi, panitia, aparat keamanan termasuk investigasi internal juga untuk memeriksa masalah keamanannya," kata Tito di Jayapura, Papua, Kamis (18/7/2013).
Tito menjelaskan, untuk Bupati Nabire, pihaknya baru meminta keterangan saja, "Belum dilakukan pemeriksaan."
Saat ini, aparat gabungan yang terdiri dari TNI dan Polri masih disiagakan di Kabupaten Nabire, Papua, setelah terjadinya rusuh pada Minggu 14 Juli yang lalu. Aparat gabungan ini akan disiagakan hingga satu minggu kedepan.
Aparat gabungan itu disiagakannya untuk mengantisipasi isu-isu yang berkembang paskakejadian. Sebab, banyak isu beredar bahwa korban yang meninggal diakibatkan santet, racun, dan perkelahian. Polisian juga memperketat pengamanan kantor bupati dan rumah bupati.
Sebelumnya, dari laporan sementara terungkap, membludaknya penonton terjadi saat Bupati Nabire Isaias Douw masuk GOR. Masyarakat yang berada di luar GOR meminta untuk diperbolehkan masuk sehingga Bupati Nabire kemudian mengizinkannya tanpa membeli karcis.
"Kebijakan itu menyebabkan masyarakat berduyun-duyun memasuki GOR hingga melebihi daya tampung," ujar Tito. (Ant/Eks/Mut)