Terjadi tren yang negatif jelang Lebaran 2013, yakni meningkatnya kejahatan menggunakan senjata api. Salah satu faktor peningkatan itu adalah mudahnya memiliki senjata api.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menerangkan, pelaku kejahatan bisa mudah mendapatkan senjata api karena kebanyakan merupakan senjata rakitan, sehingga sulit dideteksi penjualannya. "Senpi rakitan yang kami sita, dalam konteks pembuatannya itu sangat sederhana," kata Rikwanto di Jakarta, Kamis (18/7/2013).
Menurut Rikwanto, pengrajin senapan angin pun bisa membuat senjata api rakitan, karena itu polisi kesulitan mengungkap. "Hanya saja mereka siapa dan di mana, bagaimana mereka mau untuk menerima pemesanan. Ini yang masih kita dalami," imbuhnya.
Senjata api rakitan, lanjut Rikwanto, berbeda dengan senjata api pada umumnya. "Anak peluru dimasukkan ke dalam laras, kemudian ada pelatuknya bisa bunyi, walau akurasinya tidak tepat," ucapnya.
Untuk mengantisipasi tingginya aksi kejahatan serupa, Polda Metro Jaya sudah menyiapkan tim pemburu para perampok tersebut.
"Kami sudah membentuk tim pemburu para perampok ini yang sedang beraksi, baik yang sudah terjadi dan yang sudah terdata file kami," ujar Rikwanto.
Selasa 16 Juni lalu, anggota TNI jadi korban penembakan oleh perampok sebuah kantor jasa penitipan paket di Cilodong, Depok. Korban adalah Prada Situmorang, yang tertembak di perut dan bahu kiri. Pasca kejadian, korban dirawat di RSPAD Gatot Subroto. (Ein/Mut)
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menerangkan, pelaku kejahatan bisa mudah mendapatkan senjata api karena kebanyakan merupakan senjata rakitan, sehingga sulit dideteksi penjualannya. "Senpi rakitan yang kami sita, dalam konteks pembuatannya itu sangat sederhana," kata Rikwanto di Jakarta, Kamis (18/7/2013).
Menurut Rikwanto, pengrajin senapan angin pun bisa membuat senjata api rakitan, karena itu polisi kesulitan mengungkap. "Hanya saja mereka siapa dan di mana, bagaimana mereka mau untuk menerima pemesanan. Ini yang masih kita dalami," imbuhnya.
Senjata api rakitan, lanjut Rikwanto, berbeda dengan senjata api pada umumnya. "Anak peluru dimasukkan ke dalam laras, kemudian ada pelatuknya bisa bunyi, walau akurasinya tidak tepat," ucapnya.
Untuk mengantisipasi tingginya aksi kejahatan serupa, Polda Metro Jaya sudah menyiapkan tim pemburu para perampok tersebut.
"Kami sudah membentuk tim pemburu para perampok ini yang sedang beraksi, baik yang sudah terjadi dan yang sudah terdata file kami," ujar Rikwanto.
Selasa 16 Juni lalu, anggota TNI jadi korban penembakan oleh perampok sebuah kantor jasa penitipan paket di Cilodong, Depok. Korban adalah Prada Situmorang, yang tertembak di perut dan bahu kiri. Pasca kejadian, korban dirawat di RSPAD Gatot Subroto. (Ein/Mut)