Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana menyatakan tak bermasalah mendapat kritik pedas dari DPR. Menurut Denny, mengkritik merupakan sudah menjadi tugas para anggota Dewan.
"Itu tugas DPR mengkritisi," kata Denny kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (18/7/2013).
Sikap menerima Denny itu diambil lantaran terlebih pada saat ini adalah bulan suci Ramadan. Sehingga dia tak segan-segan berterima kasih kepada anggota dewan yang menyebut Kemenkumham sebagai kementerian yang kedodoran, maupun terdapat 2 matahari kembar di KemenkumHAM yakni MenkumHAM Amir Syamsuddin dan dirinya.
"Di bulan suci Ramadan ini kami justru harus berterima kasih atas sikap kritisi itu," ucap Denny.
Kritik pedas kepada KemenkumHAM datang dari anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo yang mengatakan para menteri gagal memenuhi harapan dan instruksi Presiden SBY.
Hal itu, menurut Bambang, tercermin dengan pembobolan Rumah Tahanan (Rutan) di Batam, pada Rabu 17 Juli kemarin, dan ketidakmampuan mengendalikan lonjakan harga kebutuhan pokok. Bambang menilai para pembantu presiden mulai kedodoran.
Â
Tak sampai sepekan, kata Bambang, setelah rusuh dan pembobolan LP Tanjung Gusta di Medan, Sumut, giliran Rutan Batam di Riau yang dibobol para tahanan, pada Rabu kemarin. Hal itu dinilai sangat memalukan karena hanya dalam hitungan hari terjadi pembobolan di 2 LP dan Rutan.
Selain Bambang, kritik juga hadir dari anggota Komisi III DPR Ahmad Yani, yang menyebut adanya '2 matahari kembar' di KemenkumHAM. Kerja sama antara Amir dan Denny dinilai kurang baik. Apalagi, SBY pertama kali mengetahui peristiwa itu dari media.
Yani meminta Denny dicopot dari kursinya. Sebab ada yang bermasalah pada internal lembaga KemenkumHAM. Seharusnya SBY mendapat informasi pertama kali dari pihak KemenkumHAM. Menurut Yani, seharusnya kerusuhan di LP Tanjung Gusta tidak terjadi. Apalagi Denny terbilang cukup aktif dalam melakukan sidak ke LP dan Rutan. (Ali/Sss)
"Itu tugas DPR mengkritisi," kata Denny kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (18/7/2013).
Sikap menerima Denny itu diambil lantaran terlebih pada saat ini adalah bulan suci Ramadan. Sehingga dia tak segan-segan berterima kasih kepada anggota dewan yang menyebut Kemenkumham sebagai kementerian yang kedodoran, maupun terdapat 2 matahari kembar di KemenkumHAM yakni MenkumHAM Amir Syamsuddin dan dirinya.
"Di bulan suci Ramadan ini kami justru harus berterima kasih atas sikap kritisi itu," ucap Denny.
Kritik pedas kepada KemenkumHAM datang dari anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo yang mengatakan para menteri gagal memenuhi harapan dan instruksi Presiden SBY.
Hal itu, menurut Bambang, tercermin dengan pembobolan Rumah Tahanan (Rutan) di Batam, pada Rabu 17 Juli kemarin, dan ketidakmampuan mengendalikan lonjakan harga kebutuhan pokok. Bambang menilai para pembantu presiden mulai kedodoran.
Â
Tak sampai sepekan, kata Bambang, setelah rusuh dan pembobolan LP Tanjung Gusta di Medan, Sumut, giliran Rutan Batam di Riau yang dibobol para tahanan, pada Rabu kemarin. Hal itu dinilai sangat memalukan karena hanya dalam hitungan hari terjadi pembobolan di 2 LP dan Rutan.
Selain Bambang, kritik juga hadir dari anggota Komisi III DPR Ahmad Yani, yang menyebut adanya '2 matahari kembar' di KemenkumHAM. Kerja sama antara Amir dan Denny dinilai kurang baik. Apalagi, SBY pertama kali mengetahui peristiwa itu dari media.
Yani meminta Denny dicopot dari kursinya. Sebab ada yang bermasalah pada internal lembaga KemenkumHAM. Seharusnya SBY mendapat informasi pertama kali dari pihak KemenkumHAM. Menurut Yani, seharusnya kerusuhan di LP Tanjung Gusta tidak terjadi. Apalagi Denny terbilang cukup aktif dalam melakukan sidak ke LP dan Rutan. (Ali/Sss)