Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dilanda banjir besar pada Selasa 16 Juli. Kini petugas kebersihan mulai melakukan pembersihan di beberapa poros jalan utama di kota itu.
Di lokasi terparah di Kota Kendari pada Jumat (19/7/2013), ratusan tenaga kebersihan kota dikerahkan untuk membersihkan lumpur bercampur sampah yang masih berserakan di bahu jalan utama wilayah itu.
Di jalur by pass dari bundaran Pesawat Sukoi menuju Pasar Baru, merupakan salah satu kawasan yang terparah dilanda banjir. Wilayah itu bersampingan dengan bibir Sungai Wanggu, Kelurahan Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga.
Di sepanjang jalan by pass itu, hampir seluruh pot bunga yang ada di tengah jalan itu hancur dan rusak. Batu dan sisa aspal yang berserahkan di tengah jalan pun menjadi perhatian petugas, untuk disingkirkan ketempat yang lebih rendah.
Belum ada keterangan resmi dari Pemkot Kendari terkait kerugian yang diderita masyarakat dari bencana banjir itu. Namun sebagai perbandingan khususnya di Kecamatan Baruga sedikitnya hampir 1.500 jiwa atau sekitar 350 kepala keluarga terkena imbas banjir itu.
Harta benda milik warga masyarakat di dua kelurahan itu (Lepo-Lepo dan Wundudopi) tak ada yang bisa diselamatkan. Termasuk puluhan ruko, gudang, bengkel mobil, SPBU, Perguruan Tinggi Avicena dan ruang pamer kendaraan roda empat juga ikut tenggelam saat banjir itu terjadi.
Tenda-tenda pengungsian dan dapur umum yang didirikan Pemprov dan Pemkot, serta dari pengusaha swasta dan BUMN juga nampak sudah ada di titik-titik tertentu sejak sehari pasca-banjir.
Lurah Lepo-Lepo, Arman yang ditemui terpisah mengatakan, hingga saat ini kondisi warga korban banjir di wilayahnya sudah mulai membenahi rumah dan lingkungan mereka yang porak-poranda dilanda banjir itu.
"Warga di kelurahan saya merupakan korban banjir terparah di wilayah Kecamatan Baruga, karena hampir seluruh pemukiman termasuk rumah saya sendiri ikut terendam dengan ketinggian rata-rata di atas 2-3 meter," ujar Arman.
  Â
Hingga berita ini dibuat, kondisi cuaca di Kota Kendari mulai cerah, sang surya telah menampakan cahanya dengan terang, sehingga warga korban banjir sudah sibuk mengeluarkan harta benda mereka yang terendam banjir untuk dibersihkan dan dikeringkan. (Ant/Tnt/Ism)
Di lokasi terparah di Kota Kendari pada Jumat (19/7/2013), ratusan tenaga kebersihan kota dikerahkan untuk membersihkan lumpur bercampur sampah yang masih berserakan di bahu jalan utama wilayah itu.
Di jalur by pass dari bundaran Pesawat Sukoi menuju Pasar Baru, merupakan salah satu kawasan yang terparah dilanda banjir. Wilayah itu bersampingan dengan bibir Sungai Wanggu, Kelurahan Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga.
Di sepanjang jalan by pass itu, hampir seluruh pot bunga yang ada di tengah jalan itu hancur dan rusak. Batu dan sisa aspal yang berserahkan di tengah jalan pun menjadi perhatian petugas, untuk disingkirkan ketempat yang lebih rendah.
Belum ada keterangan resmi dari Pemkot Kendari terkait kerugian yang diderita masyarakat dari bencana banjir itu. Namun sebagai perbandingan khususnya di Kecamatan Baruga sedikitnya hampir 1.500 jiwa atau sekitar 350 kepala keluarga terkena imbas banjir itu.
Harta benda milik warga masyarakat di dua kelurahan itu (Lepo-Lepo dan Wundudopi) tak ada yang bisa diselamatkan. Termasuk puluhan ruko, gudang, bengkel mobil, SPBU, Perguruan Tinggi Avicena dan ruang pamer kendaraan roda empat juga ikut tenggelam saat banjir itu terjadi.
Tenda-tenda pengungsian dan dapur umum yang didirikan Pemprov dan Pemkot, serta dari pengusaha swasta dan BUMN juga nampak sudah ada di titik-titik tertentu sejak sehari pasca-banjir.
Lurah Lepo-Lepo, Arman yang ditemui terpisah mengatakan, hingga saat ini kondisi warga korban banjir di wilayahnya sudah mulai membenahi rumah dan lingkungan mereka yang porak-poranda dilanda banjir itu.
"Warga di kelurahan saya merupakan korban banjir terparah di wilayah Kecamatan Baruga, karena hampir seluruh pemukiman termasuk rumah saya sendiri ikut terendam dengan ketinggian rata-rata di atas 2-3 meter," ujar Arman.
  Â
Hingga berita ini dibuat, kondisi cuaca di Kota Kendari mulai cerah, sang surya telah menampakan cahanya dengan terang, sehingga warga korban banjir sudah sibuk mengeluarkan harta benda mereka yang terendam banjir untuk dibersihkan dan dikeringkan. (Ant/Tnt/Ism)