Sukses

Khofifah Temukan Adanya Dukungan Palsu dari 2 Partai Pendukungnya

Pasangan Cagub Jatim, Khofifah-Herman, menemukan serangkaian kejanggalan pada dukungan partai politik yang mengusungnya.

Pasangan calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Herman S Sumawiredja, menemukan serangkaian kejanggalan pada dukungan partai politik yang mengusungnya. Mereka mengalihkan dukungan sesaat sebelum pendaftaran dilakukan.

Khofifah menyatakan, pada pertemuan di Hotel Sultan, Jakarta, tim berhasil mengumpulkan dukungan sebesar 16,95 persen dari 8 partai yang mendukungnya. Namun lambat laun, 2 partai tiba-tiba tidak bisa dihubungi.

"Sore harinya jumlah dukungan masih tetap. Tapi, saat pukul 21.30 WIB, dua partai memutuskan memindahkan dukungannya ke pasangan lain," katanya di Kantor Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jakarta, Jumat (19/7/2013).

Namun, Khofifah-Herman tetap melakukan pendaftaran meski dengan hanya 6 partai yang mendukung. Khofifah baru mengetahui 2 partai yang sebelumnya mendukung ternyata berbalik mendukung pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf. Kedua partai itu yakni Partai Kedaulatan dan PPNUI.

Banyak yang beranggapan kala itu terjadi dukungan ganda kepada pasangan Khofifah-Herman dan Soekarwo-Saifullah Yusuf. Namun setelah ditelaah, itu bukan dukungan ganda tapi dukungan palsu.

Pihaknya menemukan beberapa bukti dalam bentuk surat keputusan dan pernyataan dari partai yang diduga melakukan dukungan ganda. Kejanggalan di PPNUI terdapat pada surat keputusan dukungan yang disertakan ke KPU Jatim. Terdapat perbedaan yang sangat mencolok pada 2 SK tersebut.

"Yang jelas terlihat pada undang-undang yang digunakan sudah tidak berlaku. Tanda tangannya pun tampak dipalsukan. Dugaan pemalsuan tanda tangan juga sudah dilaporkan ke Mabes Polri pada 31 Mei lalu. Jadi bukan dukungan ganda, tapi yang satu asli yang satu palsu," tegas Khofifah.

Partai Kedaulatan memiliki masalah yang berbeda. Dukungan kepada Khofifah-Herman ditandatangani oleh Herman. Tapi, dukungan untuk pasangan Soekarwo-Saifullah atas nama Tony Dimyati.

Tak lama kemudian, Tony membuat pernyataan resmi. Isinya, Tony merupakan Ketua Partai Kedaulatan Jawa Timur yang telah digantikan jauh sebelum penggalangan dukungan dilakukan.

Dalam pernyataan itu juga Tony menyatakan menandatangani SK dukungan tersebut karena adanya tekanan mental, ilegal, dan tidak sah. Surat pernyataan itu juga diserahkan ke KPU Jatim.

"Kalau benar KPU melakukan verifikasi kenapa ini tidak jadi pertimbangan," sesal Khofifah.

Sebelumnya, pada Minggu 14 Juli 2013, KPU Jatim mengumumkan hasil verifikasi para bakal calon pasangan gubernur dan wakil gubernur yang mendaftar untuk mengikuti pilkada. Sebanyak 3 pasangan calon yang mendaftar dinyatakan lolos dalam verifikasi tersebut.

Mereka adalah pasangan Eggi Sudjana-Muhammad Sihat dari jalur perseorangan, Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah yang diusung PDIP, dan Soekarwo-Saifullah Yusuf yang diusung mayoritas partai di DPRD maupun partai non-kursi DPRD Jatim.

Sementara salah satu pasangan yang tidak lolos verifikasi adalah pasangan yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa dan partai non-parlemen, yakni Khofifah-Herman. (Ado/Mut)