Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berbuka puasa bersama di Diorama Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu, Ahok mendengarkan keluhan petugas kebersihan yang menerima gaji kecil.
Usai acara, petugas yang berjumlah 1.500 itu kemudian bersiap-siap pulang. Namun, kejadian kurang mengenakkan terjadi. Saat salah seorang penyapu jalan yang bertugas di kawasan Kemayoran tengah diwawancara perihal kesannya akan kegiatan tersebut, tiba-tiba Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat Toga Torop datang dan menghardik si petugas kebersihan.
"Kamu bekerja atau tidak bekerja 24 jam?" tanya Toga kepada petugas dengan nada tinggi.
"Iya pak. Saya bekerja. Tapi tidak 24 jam," jawab petugas itu dengan mimik ketakukan.
"Kenapa bilang kerja 24 jam? Kamu tahu siapa saya?" kata Toga lagi.
"Iya pak, saya tahu. Kasudin," jawab petugas itu sambil menunduk. Kemudian ia pun berlalu pergi.
Saat dikonfirmasi mengapa ia bersikap keras seperti itu, Toga beralasan, petugas tersebut mengaku bekerja 24 jam.
Saat dijelaskan oleh wartawan bahwa petugas tersebut sama sekali tidak menyinggung jam kerja, Toga dengan nada sinis mengatakan kalau para petugas kebersihan hanya menginginkan gaji besar. "Mereka itu cuma ingin gaji besar saja," ujar Toga.
Toga juga mengatakan, tindakan tegasnya kepada petugas tersebut atas perintah Kepala Dinas Kebersihan DKI, Unu Nurdin. Sebab, ada petugas kebersihan yang sempat mengaku bekerja selama 24 jam.
"Saya diminta sama pak Kadis untuk negur dia, karena tadi ada petugas yang bilang kerja 24 jam," jelasnya.
Sadar ia berbicara dengan wartawan, ia pun mencoba menyogok. "Uang kolak? Ya sudah, nanti lebaran kita hubungi saya ya. Saya jarang di kantor. Kalau mau ketemu saya biasa di Monas," kata Toga dengan nada halus.
Sebelumnya, petugas tersebut mengungkapkan gaji yang ia peroleh awalnya hanya Rp 52 ribu per hari. Setelah kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) menjadi Rp 2,2 juta, gajinya naik menjadi Rp 71 ribu per hari. Ia juga senang akan kedatangan Ahok untuk berbuka bersama mereka. Bahkan ia menginginkan Gubernur DKI Jakarta Jokowi turut hadir.
"Pimpinan suruh merahasiakan. Rp 71 ribu per hari. Sudah UMP. Sebelumnya terima Rp 52 ribu per hari. Keluhan kita sih banyak ya," ujar petugas itu. (Mut)
Usai acara, petugas yang berjumlah 1.500 itu kemudian bersiap-siap pulang. Namun, kejadian kurang mengenakkan terjadi. Saat salah seorang penyapu jalan yang bertugas di kawasan Kemayoran tengah diwawancara perihal kesannya akan kegiatan tersebut, tiba-tiba Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat Toga Torop datang dan menghardik si petugas kebersihan.
"Kamu bekerja atau tidak bekerja 24 jam?" tanya Toga kepada petugas dengan nada tinggi.
"Iya pak. Saya bekerja. Tapi tidak 24 jam," jawab petugas itu dengan mimik ketakukan.
"Kenapa bilang kerja 24 jam? Kamu tahu siapa saya?" kata Toga lagi.
"Iya pak, saya tahu. Kasudin," jawab petugas itu sambil menunduk. Kemudian ia pun berlalu pergi.
Saat dikonfirmasi mengapa ia bersikap keras seperti itu, Toga beralasan, petugas tersebut mengaku bekerja 24 jam.
Saat dijelaskan oleh wartawan bahwa petugas tersebut sama sekali tidak menyinggung jam kerja, Toga dengan nada sinis mengatakan kalau para petugas kebersihan hanya menginginkan gaji besar. "Mereka itu cuma ingin gaji besar saja," ujar Toga.
Toga juga mengatakan, tindakan tegasnya kepada petugas tersebut atas perintah Kepala Dinas Kebersihan DKI, Unu Nurdin. Sebab, ada petugas kebersihan yang sempat mengaku bekerja selama 24 jam.
"Saya diminta sama pak Kadis untuk negur dia, karena tadi ada petugas yang bilang kerja 24 jam," jelasnya.
Sadar ia berbicara dengan wartawan, ia pun mencoba menyogok. "Uang kolak? Ya sudah, nanti lebaran kita hubungi saya ya. Saya jarang di kantor. Kalau mau ketemu saya biasa di Monas," kata Toga dengan nada halus.
Sebelumnya, petugas tersebut mengungkapkan gaji yang ia peroleh awalnya hanya Rp 52 ribu per hari. Setelah kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) menjadi Rp 2,2 juta, gajinya naik menjadi Rp 71 ribu per hari. Ia juga senang akan kedatangan Ahok untuk berbuka bersama mereka. Bahkan ia menginginkan Gubernur DKI Jakarta Jokowi turut hadir.
"Pimpinan suruh merahasiakan. Rp 71 ribu per hari. Sudah UMP. Sebelumnya terima Rp 52 ribu per hari. Keluhan kita sih banyak ya," ujar petugas itu. (Mut)