Dewan Pimpinan Wilayah Front Pembela Islam Kabupaten Temanggung menolak tuduhan telah melakukan "sweeping" yang mengakibatkan bentrok di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, pada Kamis 18 Juli lalu.
"Kami tidak pernah berniat melakukan sweeping di Kendal, waktu itu kami hanya melakukan pawai simpatik saja. Sebab, kami telah sepakat bahwa yang berhak melakukan sweeping dan penertiban hanya aparat kepolisian," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Front Pembela Islam (FPI) Temanggung Burhanuddin di Yogyakarta, Minggu (21/7/2013).
Burhanuddin mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polsek Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, yang selanjutnya kepolisian menekankan agar FPI meminimalisir massa untuk berpawai.
"Karena hanya pawai, sehingga kami hanya membawa massa yang terdiri atas anak-anak dan orang tua saja. Polisi juga sebelumnya telah menginstruksikan kami untuk meminimalisasi massa," jelas dia.
Menurutnya, pawai simpatik tersebut hanya mengajak kepada masyarakat untuk lebih menghormati bulan puasa tanpa berniat melakukan aksi kekerasan.
Selain itu, lanjut Burhanuddin, alasan pemilihan Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, sebagai tempat pelaksanaan pawai disebabkan wilayah tersebut hingga kini masih marak dengan kegiatan sebagai pusat judi Togel di daerah Kendal.
"Kami melakukan pawai juga tentu ada tujuannya. Tujuan itu berdasarkan keluhan masyarakat bahwa di daerah itu marak judi togel, dan lokalisasi prostitusi yang disamarkan sebagai tempat karaoke," ungkap dia.
Sementara itu, terkait insiden yang terjadi antara warga dan anggota FPI, dirinya menegaskan bahwa kejadian itu bukan dipicu karena penolakan warga terhadap aksi sweeping, melainkan ketidaknyamanan sekelompok preman dengan kehadiran FPI.
"Pada hari Kamis sebelum bentrok terjadi, kami hanya akan mengadakan buka puasa bersama masyarakat. Namun, preman menghadang kami, dan akhirnya terjadi bentrok. Kalau kami, dari awal tahu dan berniat siap bentrok, tentu jumlah massa sudah kami siapkan," ucap Burhanuddin.
Sejumlah anggota FPI dan warga sebelumnya bentrok di Sukorejo. Satu mobil bernomor polisi AB 7105 SA milik FPI dibakar massa, serta beberapa mobil lainnya rusak terkena lemparan batu.
Sementara itu, seorang perempuan pembonceng sepeda motor tewas akibat kendaraannya tertabrak mobil yang diduga dikendarai salah seorang dari massa FPI. (Ant/Ali)
"Kami tidak pernah berniat melakukan sweeping di Kendal, waktu itu kami hanya melakukan pawai simpatik saja. Sebab, kami telah sepakat bahwa yang berhak melakukan sweeping dan penertiban hanya aparat kepolisian," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Front Pembela Islam (FPI) Temanggung Burhanuddin di Yogyakarta, Minggu (21/7/2013).
Burhanuddin mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polsek Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, yang selanjutnya kepolisian menekankan agar FPI meminimalisir massa untuk berpawai.
"Karena hanya pawai, sehingga kami hanya membawa massa yang terdiri atas anak-anak dan orang tua saja. Polisi juga sebelumnya telah menginstruksikan kami untuk meminimalisasi massa," jelas dia.
Menurutnya, pawai simpatik tersebut hanya mengajak kepada masyarakat untuk lebih menghormati bulan puasa tanpa berniat melakukan aksi kekerasan.
Selain itu, lanjut Burhanuddin, alasan pemilihan Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, sebagai tempat pelaksanaan pawai disebabkan wilayah tersebut hingga kini masih marak dengan kegiatan sebagai pusat judi Togel di daerah Kendal.
"Kami melakukan pawai juga tentu ada tujuannya. Tujuan itu berdasarkan keluhan masyarakat bahwa di daerah itu marak judi togel, dan lokalisasi prostitusi yang disamarkan sebagai tempat karaoke," ungkap dia.
Sementara itu, terkait insiden yang terjadi antara warga dan anggota FPI, dirinya menegaskan bahwa kejadian itu bukan dipicu karena penolakan warga terhadap aksi sweeping, melainkan ketidaknyamanan sekelompok preman dengan kehadiran FPI.
"Pada hari Kamis sebelum bentrok terjadi, kami hanya akan mengadakan buka puasa bersama masyarakat. Namun, preman menghadang kami, dan akhirnya terjadi bentrok. Kalau kami, dari awal tahu dan berniat siap bentrok, tentu jumlah massa sudah kami siapkan," ucap Burhanuddin.
Sejumlah anggota FPI dan warga sebelumnya bentrok di Sukorejo. Satu mobil bernomor polisi AB 7105 SA milik FPI dibakar massa, serta beberapa mobil lainnya rusak terkena lemparan batu.
Sementara itu, seorang perempuan pembonceng sepeda motor tewas akibat kendaraannya tertabrak mobil yang diduga dikendarai salah seorang dari massa FPI. (Ant/Ali)