Sukses

Habib Rizieq: Laskar FPI Dikepung Preman Pelacuran Kendal

Bentrokan antara warga dan anggota FPI di Sukorejo, Kendal, bermula saat anggota FPI meminta penutupan lokalisasi pelacuran.

Sebuah video di laman Youtube menampilkan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. Dalam video berdurasi 12 menit 47 detik itu, Rizieq memaparkan kronologi insiden yang berujung bentrokan antara anggota FPI dengan warga di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, pada Kamis 18 Juli yang lalu.

Menurut Rizieq, sehari sebelum bentrokan, atau Rabu 17 Juli, FPI Jawa Tengah melakukan buka bersama di sebuah Masjid Besar Sukorejo. Maka, berdatanganlah anggota FPI dari berbagai daerah ke tempat itu. "Di antaranya ada 1 rombongan yang terdiri dari 20 laskar FPI menuju ke lokasi acara melewati tempat pelacuran," kata Rizieq dalam video tersebut.

Ternyata, lanjut dia, siang itu tempat pelacuran tersebut tetap buka. Padahal masyarakat sekitar lokalisasi sudah melapor ke aparat dan pemerintah setempat. "Bahkan sudah minta bantuan FPI untuk menutup. Karena kami percaya pada aparat, kami menyangka aparat sudah tutup," tutur dia. "Ini menurut DPD FPI Jawa Tengah," tambahnya.

Lantas, masuklah 20 laskar FPI itu ke lokalisasi pelacuran tersebut. Mereka meminta lokalisasi itu ditutup selama Ramadan. "Ini 20 orang masuk ke sarang musuh, akibatnya apa? Mereka dikejar-kejar preman. Akhirnya 20 orang ini menyelamatkan diri, ke tempat buka bersama," katanya.

Keesokan harinya, laskar FPI kembali mendatangi lokalisasi tersebut dengan kekuatan 26 orang. Tapi kali ini datang bersama Kapolres. Setelah diskusi di lapangan akhirnya lokalisasi tersebut ditutup. "Selesai ditutup, 26 orang ini balik. Ternyata baru balik beberapa ratus meter ternyata sudah dikepung oleh ratusan preman bersenjata tajam," ujar Rizieq.

Karena dikepung, sopir mobil sewaan yang diklaim bukan sebagai anggota FPI menjadi panik. "Sopirnya panik karena bukan laskar FPI. Panik tancap gas, 2 orang diseruduk. Dibawa ke rumah sakit yang satu meninggal dunia. Preman pun langsung memprovokasi masyarakat bahwa FPI membunuh warga," papar dia.

Karena insiden itulah warga kemudian akhirnya merusak dan membakar mobil yang ditumpangi laskar FPI tersebut. Laskar FPI kemudian menyelamatkan diri ke masjid setempat untuk bertahan. Akhirnya, mereka dibawa ke Mapolres Kendal, 23 dilepas dan 3 lainnya ditahan.

"Yang 2 ditahan karena kedapatan membawa senjata, walaupun kecil namanya tetap senjata. Tapi memang FPI ke mana-mana tidak diizinkan membawa senjata," kata Rizieq. Satu lainnya ditahan karena menabrak warga hingga tewas.

Ceramah Kendal

Petugas Harian Sekretariat DPP FPI Muhammad Syahrozi mengaku belum melihat video yang diunggah ke Youtube itu. Namun dia mengatakan video tersebut memang diambil saat Habib Rizieq memberikan ceramah pada majelis ta'lim di kediaman pribadinya.

"Saya belum lihat videonya. Tapi kalau memang Habib berbicara mengenai insiden Kendal di video itu, mungkin sewaktu memberikan ceramah di rumah Habib. Terakhir Habib memberikan ceramah hari Minggu 21 Juli lalu setelah salat subuh," kata Syahrozi saat ditemui Liputan6.com di Markas FPI pusat, Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2013).

Video berjudul 'Pernyataan Habib Rizieq' itu memang diunggah pada Minggu 21 Juli kemarin, oleh akun FPI Broadcast. "Untuk mau keterangan lebih jauh, buka website resmi FPI saja. Bukan hak saya untuk berbicara," tambah Syahrozi.

Penelusuran Liputan6.com, laman FPI memang mengunggah paparan tentang kronologi insiden Kendal itu. Paparan itu kurang lebih sama dengan video yang diunggah di laman Youtube. Pada laman FPI dituliskan pada Rabu 17 Juli yang lalu anggota FPI hanya melakukan konvoi untuk acara buka bersama di Masjid Besar Sukorejo.

"Sekaligus memonitor tempat-tempat judi dan prostitusi yang berdasarkan laporan warga, masih ‘bandel’ buka di bulan Ramadan. Ternyata benar, sarang PELACURAN SARIM (nama pemilik tempat pelacuran) ALASKA (alas karet) Sukorejo - Kendal tetap beroperasi selama 24 jam sejak awal Ramadhan," demikian dikutip dari laman fpi.or.id.

Laskar FPI datang pada keesokan harinya, Kamis 18 Juli ke lokalisasi tersebut dan menuntut Kapolres kendal untuk menutupnya. "Polres menutup juga, namun saat keluar dari lokasi, 26 anggota FPI tanpa sajam dihadang ratusan preman dengan berbagai sajam," lanjut keterangan di laman FPI yang diunggah pada 20 Juli itu. (Eks/Ism)