Liputan6.com, Padang: Nasib sekitar 1.000 karyawan pabrik penghasil bahan setengah jadi tekstil PT Sumatex Subur Padang, Sumatra Barat, hingga kini belum jelas. Pasalnya, sejak awal Oktober silam, perusahaan pengolah bahan baku benang menjadi bahan setengah jadi tekstil tersebut telah merumahkan 966 karyawan dari 1.000 karyawan. Sisanya sekitar 40 orang tetap masuk kerja seperti biasa untuk menjaga alat produksi dan lingkungan pabrik. Kondisi tersebut terkait dengan pailitnya induk perusahaan PT Texmaco.
Selain terkait bangkrutnya perusahaan induk, General Manajer PT Sumatex Subur Purnomo Hadi mengungkapkan, perusahaan kini merugi sekitar Rp 6 miliar rupiah dalam sebulan akibat produksi 600 ribu kilogram benang terhenti. Pasalnya, perusahaan tetap harus mengeluarkan biaya perawatan mesin dan membayar gaji karyawan 75 persen. Untuk menyelesaikan persoalan di pabrik, Purnomo menambahkan, sejauh ini pihaknya sudah berupaya minta bantuan ke Pemerintah Provinsi Sumbar. Namun, hingga saat ini belum ada keputusan.
Perusahaan tekstil dan alat berat, Texmaco sedang dirundung masalah. Satu di antaranya adalah masalah keuangan yang kini sangat dibutuhkan untuk modal kerja dan operasional perusahaan. Padahal, perusahaan raksasa ini dulunya sempat memberikan pamasukan devisa yang cukup besar untuk negara [baca: Masalah Texmaco Akan Diserahkan ke Pemerintah].(ORS/Denni Risman dan Del Fadillah)
Selain terkait bangkrutnya perusahaan induk, General Manajer PT Sumatex Subur Purnomo Hadi mengungkapkan, perusahaan kini merugi sekitar Rp 6 miliar rupiah dalam sebulan akibat produksi 600 ribu kilogram benang terhenti. Pasalnya, perusahaan tetap harus mengeluarkan biaya perawatan mesin dan membayar gaji karyawan 75 persen. Untuk menyelesaikan persoalan di pabrik, Purnomo menambahkan, sejauh ini pihaknya sudah berupaya minta bantuan ke Pemerintah Provinsi Sumbar. Namun, hingga saat ini belum ada keputusan.
Perusahaan tekstil dan alat berat, Texmaco sedang dirundung masalah. Satu di antaranya adalah masalah keuangan yang kini sangat dibutuhkan untuk modal kerja dan operasional perusahaan. Padahal, perusahaan raksasa ini dulunya sempat memberikan pamasukan devisa yang cukup besar untuk negara [baca: Masalah Texmaco Akan Diserahkan ke Pemerintah].(ORS/Denni Risman dan Del Fadillah)