Jelang Lebaran 2013 yang kurang 3 minggu lagi, sejumlah jalur alternatif tampak belum siap dilintasi. Seperti kondisi di Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat yang menghubungkan Bandung dengan Cirebon.
Jalan tersebut rusak dan berlumpur karena kerap dilintasi kendaraan bermuatan berat, seperti truk ekspedisi dan kontainer. Pasir-pasir yang merupakan tambalan bagi jalan lobang di jalur itu juga larut kala hujan turun.
Sementara itu, upaya pemerintah maupun dinas terkait untuk memperbaiki jalan Cimalaka tidak pernah nyata terlihat, meski banyak kecelakaan yang terjadi karena berlumpur dan licinnya jalur tersebut.
Kondisi serupa juga mengusik rute mudik jalur tengah yang menghubungkan Purwakarta-Subang-Cirebon. Setidaknya terdapat 4 titik yang mengalami kerusakan jalan yakni Cipeundey, Dawuan, Rawa Badak, dan Cibogo.
Padahal, jalur tersebut sering dilintasi pemudik yang terkena pengalihan arus dari padatnya rute Pantura. Jumlah penerangan jalan di 4 titik itu juga tergolong minim, sehingga mengganggu kenyaman berkendara di malam hari.
Sayang, seraya ‘angkat tangan’, Kabid Binamarga Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Subang menyatakan perbaikan di jalan tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah di tingkat provinsi. (Ant/Tys/Eks)
Jalan tersebut rusak dan berlumpur karena kerap dilintasi kendaraan bermuatan berat, seperti truk ekspedisi dan kontainer. Pasir-pasir yang merupakan tambalan bagi jalan lobang di jalur itu juga larut kala hujan turun.
Sementara itu, upaya pemerintah maupun dinas terkait untuk memperbaiki jalan Cimalaka tidak pernah nyata terlihat, meski banyak kecelakaan yang terjadi karena berlumpur dan licinnya jalur tersebut.
Kondisi serupa juga mengusik rute mudik jalur tengah yang menghubungkan Purwakarta-Subang-Cirebon. Setidaknya terdapat 4 titik yang mengalami kerusakan jalan yakni Cipeundey, Dawuan, Rawa Badak, dan Cibogo.
Padahal, jalur tersebut sering dilintasi pemudik yang terkena pengalihan arus dari padatnya rute Pantura. Jumlah penerangan jalan di 4 titik itu juga tergolong minim, sehingga mengganggu kenyaman berkendara di malam hari.
Sayang, seraya ‘angkat tangan’, Kabid Binamarga Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Subang menyatakan perbaikan di jalan tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah di tingkat provinsi. (Ant/Tys/Eks)