Sukses

Gelar Adat Jambi Diwariskan Secara Selektif

Pemberian gelar di Jambi dilakukan secara selektif, bukan dilakukan secara turun-temurun. Nama gelar yang diberikan pun bersifat rahasia dan hanya diketahui tetua adat.

Liputan6.com, Jakarta: Tradisi pemberian gelar pada seseorang ternyata bukan monopoli masyarakat Minang dan Batak saja. Sebab, masyarakat Jambi juga memiliki tradisi penganugerahan gelar. Bahkan, tradisi tersebut telah lama mengakar pada masyarakat Jambi, yakni sejak abad 14 saat Kerajaan Melayu berkembang di sana. Prosesi pemberian gelar sesuai dengan ajaran Hindu.

Namun, setelah Kerajaan Melayu dikuasai Kesultanan Islam, terjadi pergeseran prosesi pemberian gelar. Pemberian gelar itu tak lagi sesuai dengan ajaran Hindu, melainkan dengan aturan agama Islam. Pemberian gelar adat ini biasanya diberikan kepada pemimpin yang dinilai berhasil melaksanakan amanat rakyat atau orang yang berjasa. Tak heran, jika pemberian gelar tersebut sangat selektif. Beberapa orang yang menerima gelar tersebut antara lain Datuk Panduko Berhalo, Sultan Melayu abad ke-19 dan Tumenggung Jaafar Tahlul Yaman, pemimpin Jambi pada masa penjajahan Belanda. Selain itu, di era pascakemerdekaan, gelar adat juga sempat diberikan kepada empat tokoh yang dianggap berjasa bagi masyarakat Jambi, masing-masing Try Sutrisno, Feisal Tanjung, Abdurahman Sayuti, dan Maskum Sofyan.

Prosesi pemberian gelar adat dimulai dengan peminangan di rumah kediaman calon penerima. Selanjutnya calon penerima digiring ke rumah adat dan dapat menerima gelar dengan petatah-petitih adat Jambi. Namun, sebelum penerima gelar masuk ke rumah adat, para penerima gelar harus terlebih dahulu menginjakkan kaki pada tanduk kerbau yang telah dibuang dagingnya. Setelah itu, baru penerima gelar ditaburi beras kuning sebagai tanda ucapan selamat datang.

Biasanya, penyerahan gelar didahului dengan sambutan tetua adat yang menguraikan alasan pemberian gelar tersebut. Setelah itu, tetua adat bisa menyampaikan nama gelar yang akan disandang oleh penerima. Nama gelar tersebut ternyata bersifat rahasia dan hanya diketahui tetua adat.(AWD/Suhatman Pisang)
    Video Terkini