Hujan deras yang melanda wilayah Ciamis Utara, Jawa Barat, mengakibatkan Sungai Citanduy meluap dan merendam ratusan rumah warga. 9 desa di Kecamatan Cihaureuti dan Pageurageung terendam banjir, Kamis 25 Juli 2013.
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Jumat (26/7/2013) pagi, selain rumah warga, jalanan juga terendam banjir dengan ketinggian hingga lebih dari satu meter. Di Kampung Pamalayang bahkan warganya terisolasi karena jembatan penghubung sebagian tertutup banjir dengan arus yang sangat deras.
Sungai Cipondoh dan Citanduy yang melintas di Kecamatan Sukaresik, Tasikmalaya, Jabar, juga meluap dan menerjang ratusan rumah di tiga desa di wilayah itu. Banjir yang datangnya begitu cepat menyebabkan warga panik dan hanya bisa menyelamatkan diri tanpa bisa menyelamatkan barang-barang berharga.
Dadang, misalnya, tak menyadari ketika banjir dengan cepat telah merendam tempat tidurnya. Banjir juga telah merobohkan sebagian dinding rumahnya.
Sementara ratusan kepala keluarga korban banjir di Kecamatan Sukaresik hingga kini masih mengungsi di pondok pesantren, sekolah, dan kantor kepala desa. Banjir besar yang menerjang kawasan itu telah merendam sedikitnya 1.400 rumah. Banjir terparah terjadi di Desa Tanjungsari dengan ketinggian air mencapai 2 meter.
Sampai saat ini sebagai besar pengungsi belum pulang karena takut banjir susulan, sebab di hulu Sungai Citanduy masih turun hujan. (Ado)
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Jumat (26/7/2013) pagi, selain rumah warga, jalanan juga terendam banjir dengan ketinggian hingga lebih dari satu meter. Di Kampung Pamalayang bahkan warganya terisolasi karena jembatan penghubung sebagian tertutup banjir dengan arus yang sangat deras.
Sungai Cipondoh dan Citanduy yang melintas di Kecamatan Sukaresik, Tasikmalaya, Jabar, juga meluap dan menerjang ratusan rumah di tiga desa di wilayah itu. Banjir yang datangnya begitu cepat menyebabkan warga panik dan hanya bisa menyelamatkan diri tanpa bisa menyelamatkan barang-barang berharga.
Dadang, misalnya, tak menyadari ketika banjir dengan cepat telah merendam tempat tidurnya. Banjir juga telah merobohkan sebagian dinding rumahnya.
Sementara ratusan kepala keluarga korban banjir di Kecamatan Sukaresik hingga kini masih mengungsi di pondok pesantren, sekolah, dan kantor kepala desa. Banjir besar yang menerjang kawasan itu telah merendam sedikitnya 1.400 rumah. Banjir terparah terjadi di Desa Tanjungsari dengan ketinggian air mencapai 2 meter.
Sampai saat ini sebagai besar pengungsi belum pulang karena takut banjir susulan, sebab di hulu Sungai Citanduy masih turun hujan. (Ado)