Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo menilai terlalu banyak kepentingan oknum penguasa dalam pengelolaan kebutuhan pokok rakyat. Bambang mensinyalir, kepentingan elite itulah yg menjadi penyebab tingginya harga kebutuhan pokok saat ini. Akibatnya Presiden tak didengarkan lagi.
"Kecaman Presiden kepada para menteri ekonomi sekali pun tak mampu mengoreksi harga," ujar Bambang dalam pesan singkatnya di Jakarta, Minggu (28/7/2013).
Â
Menurut Bambang, jika kecaman presiden SBY dan operasi pasar oleh pemerintah tidak juga menurunkan harga, itu pertanda bahwa posisi tawar pemerintahan ini sangat lemah di pasar kebutuhan pokok. "Ekstrimnya, pemerintah tak mampu mengubah sentimen pasar," kata politisi Golkar ini.
Â
Presiden belum lama ini menghardik para menteri ekonomi karena tidak responsif terhadap gejolak harga kebutuhan pokok. Sehingga, menurut dia, Kalau pemerintahan ini memiliki posisi tawar yang kuat, kecaman presiden mestinya bisa mengoreksi harga. "Namun, gema kecaman itu bahkan nyaris tak didengar pasar," ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet ini.
Pada Sabtu 13 Juli lalu, Presiden SBY mendadak menggelar rapat terbatas di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, usai tiba dari NTB. SBY marah karena harga-harga tak kunjung turun.
"Terus terang saya tidak sabar, sama dengan tidak sabarnya rakyat. Bulat. Saudara lihat pasar tidak? Saudara dengarkan sosial media tidak?" ujar SBY kesal. (Ism)
"Kecaman Presiden kepada para menteri ekonomi sekali pun tak mampu mengoreksi harga," ujar Bambang dalam pesan singkatnya di Jakarta, Minggu (28/7/2013).
Â
Menurut Bambang, jika kecaman presiden SBY dan operasi pasar oleh pemerintah tidak juga menurunkan harga, itu pertanda bahwa posisi tawar pemerintahan ini sangat lemah di pasar kebutuhan pokok. "Ekstrimnya, pemerintah tak mampu mengubah sentimen pasar," kata politisi Golkar ini.
Â
Presiden belum lama ini menghardik para menteri ekonomi karena tidak responsif terhadap gejolak harga kebutuhan pokok. Sehingga, menurut dia, Kalau pemerintahan ini memiliki posisi tawar yang kuat, kecaman presiden mestinya bisa mengoreksi harga. "Namun, gema kecaman itu bahkan nyaris tak didengar pasar," ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet ini.
Pada Sabtu 13 Juli lalu, Presiden SBY mendadak menggelar rapat terbatas di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, usai tiba dari NTB. SBY marah karena harga-harga tak kunjung turun.
"Terus terang saya tidak sabar, sama dengan tidak sabarnya rakyat. Bulat. Saudara lihat pasar tidak? Saudara dengarkan sosial media tidak?" ujar SBY kesal. (Ism)